Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan pelaku usaha pusat perbelanjaan sedang menyiapkan diri agar mampu mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 4-5 persen pada 2021.
Pusat perbelanjaan, jelasnya, bakal melakukan upaya diferensiasi. Dia mengungkapkan, pusat perbelanjaan bakal lebih berfungsi sebagai sarana atau fasilitas berkumpul masyarakat, alih-alih hanya sebagai tempat berbelanja.
"Nanti fungsi pusat perbelanjaan tidak sekedar sebagai tempat belanja lagi. Kalau hanya sebagai tempat belanja, orang sudah bisa belanja online. Pusat perbelanjaan harus menjelma sebagai sebagai sarana atau fasilitas masyarakat untuk berinteraksi secara offline. Fungsi belanja nanti akan jadi nomor dua," ungkap Alphonzus kepada Bisnis, Selasa (22/9/2020).
Hal tersebut, kata Alphon, sudah berhasil diterapkan di sejumlah negara, seperti Singapura, Hong Kong, Jepang. DI negara-negara tersebut, pusat perbelanjaan menjadi penghubung antara apartemen, pusat perkantoran, dan transportasi publik seperti mass rapid transit (MRT).
Selain itu, pusat perbelanjaan akan mendigitalisasi sejumlah pelayanan, di antaranya sistem perparkiran, publikasi, dan program promosi.
Adapun, publikasi dan program promosi yang dilakukan secara daring dikatakan menjadi syarat mutlak yang mesti dilakukan oleh pusat perbelanjaan. Kendati demikian konsep berjualan secara luring dinilai sudah menjadi DNA bagi pusat perbelanjaan sehingga tidak dapat diubah menjadi daring.