Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Dagang Diproyeksi Bisa Pecah Rekor di Akhir Tahun

Pandemi membuat surplus neraca perdagangan lebih baik. Akan tetapi ini bukan menunjukkan hal yang positif. Penyebabnya surplus terjadi bukan karena ekspor yang meningkat, tapi anjloknya impor.
Terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./Reuters-Darren Whiteside
Terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus mengalami surplus sebesar US$2,33 miliar, sehingga posisi secara tahun kalender mencapai US$11,05 miliar.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal menilai neraca yang positif ini meningkat jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Terakhir pada 2017 totalnya US$11,8 miliar. Ini baru sampai Agustus sudah US$11,05 miliar. Artinya sampai akhir tahun akan pecah rekor di atas US$12 miliar,” katanya pada diskusi virtual, Kamis (17/9/2020).

Faisal menjelaskan bahwa pandemi membuat surplus neraca perdagangan lebih baik. Akan tetapi ini bukan menunjukkan hal yang positif.

Penyebabnya surplus terjadi bukan karena ekspor yang meningkat, tapi anjloknya impor. Baginya, kondisi ini tidak sehat.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Faisal menerangkan bahwa lesunya impor didominasi oleh bahan baku dan barang modal. Padahal, ini adalah untuk produktivitas industri dalam negeri.

“Kalau ini terkontraksi, maka kegiatan produksi dalam negeri mengalami kelesuan,” jelasnya.

BPS mencatat neraca dagang pada Agustus terjadi surplus US$2,33 miliar. Rinciannya, ekspor US$13,07 miliar sementara impor US$10,74 miliar. Surplus pada Agustus 2020 lebih besar dari tahun lalu sebesar US$0,93 miliar tapi turun dari Juli US$3,24 miliar.

Akan tetapi dilihat dari jumlahnya, ekspor dan impor mengalami penurunan. Agustus tahun ini, ekspor tercatat US$13,07 miliar dan impor US$10,74. Sedangkan pada 2019, ekspor mencapai US$14,26 miliar dan impor sebesar US$14,17 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper