Bisnis.com, JAKARTA -- PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), perusahaan sektor ritel yang mengelola Hypermart, berkomitmen untuk menjaga operasional gerai offline, meski performa penjualan online menunjukkan peningkatan kontribusi yang signifikan selama pandemi.
Director Public Affairs MPPA Danny Kojongian mengemukakan pendapatan perusahaan dari segmen offline masih mendominasi dengan kontribusi mencapai 95 persen selama pandemi. Meski penjualan online diperkirakan tumbuh pesat tahun ini, Danny mengatakan kontribusinya masih di kisaran 4 sampai 5 persen.
“Kontribusi revenue masih didominasi penjualan offline. Sebelum pandemi kontribusi online masih di kisaran 4 sampai 5 persen dan mulai akhir tahun kami fokuskan,” kata Danny dalam konferensi pers virtual pada Senin (14/9/2020).
Berkaca pada kondisi ini, Danny mengatakan perusahaan masih akan melanjutkan operasional gerai offline meski terjadi penurunan jumlah kunjungan selama pemberlakuan PSBB.
Pada saat yang sama, MPPA juga terus melakukan ekspansi lewat segmen daring, baik dengan pengembangan toko online milik internal, maupun dengan menggandeng marketplace seperti Shopee. Pengembangan penjualan daring ini merupakan bagian dari strategi pemasaran omnichannel yang mulai dijajaki MPPA sejak akhir 2019.
Perusahaan sebelumnya juga telah membuka layanan chat and shop melalui WhatsApp, menjalin kerja sama dengan GrabMart untuk pengiriman barang on demand, dan yang terbaru membuka layanan belanja daring 23 gerai di Jabodetabek melalui Shopee.
Baca Juga
Sampai akhir September, Danny mengatakan perusahaan menargetkan 70 gerai dapat terintegrasi layanannya dengan Shopee maupun GrabMart dengan lebih 100 gerai yang go online sampai akhir 2020. Adapun total gerai yang saat ini dikelola perusahaan berjumlah 150 unit.
Bertambahnya jumlah gerai yang memberi layanan penjualan daring ini pun membuka peluang peningkatan transaksi segmen online. Danny memperkirakan kontribusi penjualan daring bisa meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami mencatat 7 bulan ini ada peningkatan drastis transaksi online. Tidak menutup kemungkinan kontribusi online meningkat menjadi 12 sampai 15 persen. Tetapi sejauh ini kontribusi penjualan offline masih mendominasi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan seharusnya tak ada lagi dikotomi antara penjualan daring dan luring. Dia mengemukakan platform belanja daring sejatinya hadir untuk memberi opsi yang beragam bagi konsumen.
“Sudah tidak ada dikotomi antara online dan offline sebenarnya, karena saling melengkapi dan mengisi,” ujar Roy.
Dia pun mengharapkan kolaborasi antara gerai retail modern dengan platform dagang elektronik dapat mendorong konsumsi di masyarakat mengingat kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi mencapai 58 persen.
Sebagai catatan, penjualan bersih MPPA pada semester pertama tahun ini mencapai Rp3,67 triliun, turun 20,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah Rp4,64 triliun. Dengan begitu, rugi berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp219,25 miliar, meningkat dibandingkan posisi rugi tahun sebelumnya yakni Rp186,88 miliar.