Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konten Video jadi Primadona Konsumen Belanja Online

Riset teranyar mengungkap pergeseran tren belanja online di kalangan konsumen
Pedagang memasarkan produk sepatu melalui siaran langsung platform penjualan daring di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Pedagang memasarkan produk sepatu melalui siaran langsung platform penjualan daring di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas belanja daring (online) terus mengalami perkembangan dan menciptakan tren-tren anyar. Perkembangan ini terlihat dari bergesernya preferensi konsumen yang kini mulai lebih mengutamakan lapak yang mampu menyajikan konten video menarik untuk memamerkan produk. 

Laporan e-Conomy SEA 2024 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan bahwa tren video commerce makin diminati oleh konsumen dalam proses menemukan produk (product discovery), melakukan riset dan penilaian singkat, sampai akhirnya memutuskan membeli produk tersebut. 

Senada, data startup omnichanel enabler SIRCLO mencatatkan tren serupa. Terkini, khususnya di platform TikTok, live streaming tengah jadi primadona melalui rata-rata kontribusi pada Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 47%, menyusul berikutnya short video dengan rata-rata 27% dari GMV. 

Founder dan CEO SIRCLO Brian Marshal menjelaskan tren ini didorong dari video yang dibuat oleh kreator, sponsored content, hingga afiliator. Keputusan membeli barang makin diperkuat oleh live streaming interaktif dan promo dengan waktu terbatas guna menciptakan rasa urgensi serta meningkatkan konversi.

"Pendekatan berbasis video perlu diintegrasikan dalam strategi penjualan digital. Investasi dalam menunjang live streaming, short video, serta kemitraan dengan kreator dan afiliator akan menjadi kunci untuk meningkatkan visibilitas brand, hingga mempercepat proses konversi," ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (17/5/2025).

Ddata internal SIRCLO yang mencakup ekosistem pelanggan sekitar 1.000 bisnis enterprise dan 1 juta UMKM mencatatkan peningkatan rata-rata jumlah transaksi daring sebesar 4,95% dan jumlah konsumen sebesar 6,8% sepanjang 2024. 

Hal ini mencerminkan pertumbuhan platform lokapasar (e-commerce) yang cenderung stabil, terlihat dari kebiasaan konsumen yang terus memanfaatkan kanal digital untuk berbelanja. 

"Karena itu, guna mendorong pertumbuhan pada 2025, pelaku usaha perlu berfokus pada adaptasi dan inovasi perkembangan teknologi di kanal-kanal penjualan online, seperti melalui optimalisasi video commerce serta menghadirkan pengalaman berbelanja yang berbasis omnichannel," tambahnya.

Selain inovasi dari sisi kanal penjualan, pemilik lapak online perlu memperhatikan tren-tren kebiasaan konsumen lain demi mendongkrak penjualan. Salah satunya, mengoptimalkan periode tanggal cantik ‘Double Day’ untuk mendongkrak promosi.

Data internal SIRCLO mencatatkan bahwa jumlah transaksi saat festival ‘Double Day’ mengalami peningkatan sebesar 71% secara tahunan (year-on-year/yoy) akibat kuatnya perilaku konsumen dalam memanfaatkan tanggal-tanggal spesial untuk berbelanja secara daring.

"Peningkatan transaksi ini sebagian besar didorong oleh berbagai strategi promosi yang diterapkan oleh e-commerce dan jenama, termasuk diskon, voucher cashback, flash sale, dan gratis ongkir. Hal tersebut memicu konsumen untuk berbelanja selama festival berlangsung," ungkapnya.

Berlanjut ke tren waktu belanja para konsumen, data internal SIRCLO turut mengungkap adanya perubahan dalam preferensi jam belanja daring dari masyarakat Tanah Air. 

Jika pada 2023 mayoritas transaksi belanja daring didominasi sekitar pukul 20.00 WIB, puncak waktu belanja pada 2024 bergeser menjadi saat makan siang pukul 12.00 WIB dan selepas pulang kerja pukul 19.00 WIB.

"Perubahan ini mengindikasikan bahwa konsumen makin memanfaatkan waktu santainya saat istirahat siang dan pulang kerja untuk melakukan transaksi, baik bagi kebutuhan harian maupun sekadar keinginan belanja impulsif semata," jelas Brian.

Aktivitas belanja online konsumen
Aktivitas belanja online konsumen

Tren ini juga didorong oleh beberapa faktor, seperti kenyamanan dan kepraktisan mobile shopping, ketersediaan promo menarik, dan fleksibilitas waktu yang ditawarkan kanal e-commerce.

Terakhir, menurut Brian, pemilik lapak daring juga perlu memperhatikan potensi pertumbuhan di luar Pulau Jawa. 

Sepanjang 2020 hingga 2024, data SIRCLO mencatatkan rata-rata jumlah transaksi dari luar Pulau Jawa meningkat sebesar 80% yoy, sementara jumlah konsumen tumbuh sebesar 74,5% yoy.

"Industri e-commerce di Indonesia masih menunjukkan ketimpangan distribusi transaksi, di mana 83,8% dari total pembelian berasal dari konsumen di Pulau Jawa," ungkapnya.

Sayangnya, ketimpangan di luar Pulau Jawa juga tercermin dalam pilihan metode pengiriman. Pengiriman di luar Jawa masih sangat bergantung pada layanan reguler sebesar 84,5%, diikuti oleh pengiriman hemat sebesar 13,1%, sementara opsi pengiriman cepat seperti Same Day dan Instant Delivery masih tercatat di bawah 1%. 

Ketergantungan yang tinggi terhadap layanan reguler dan hemat ini menunjukkan adanya tantangan struktural dalam infrastruktur logistik, di mana tingginya biaya pengiriman dan terbatasnya jaringan distribusi cepat menjadi faktor utama.

Oleh karena itu, pelaku bisnis perlu mengadopsi teknologi untuk mempercepat pemerataan distribusi logistik dan integrasi layanan omnichannel di seluruh Indonesia. 

Fokus pada efisiensi pengiriman, optimalisasi jaringan distribusi lokal, dan penguatan konektivitas antara kanal online dan offline menjadi langkah krusial dalam menjangkau konsumen secara lebih luas. 

Oleh karena itu, ke depannya, optimalisasi omnichannel retailing akan menjadi tulang punggung dalam mendorong pertumbuhan e-commerce yang lebih inklusif dan merata.

"Kami juga menghadirkan teknologi Multi-Origin Go-To-Market Strategy yang berfokus pada efisiensi distribusi, agar konsumen di luar Jawa dapat menerima produk lebih cepat dan dengan biaya pengiriman yang lebih terjangkau. Kami harap layanan kami dapat membantu brands menciptakan pertumbuhan di tahun 2025," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper