Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Real Estat, REI DKI Harapkan Gerak Cepat Pemerintah

REI DKI mengungkapkan hasil riset terbaru mereka yang menunjukkan masih ada optimisme dalam men jalankan bisnis properti. Sejalan dengan itu, REI DKI memandang gerak cepat dan dukungan pemerintah sangat diperlukan.
Wajah properti Jakarta./Bisnis/Nurul Hidayat
Wajah properti Jakarta./Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Hampir semua pengembang di Jabodetabek selama beberapa tahun belakangan ini mengalami penurunan penjualan, tetapi pada akhir 2019 mulai membaik meski kemudian terhantam lagi oleh pandemi Covid-19.

Di sisi lain, gerak cepat pemerintah terhadap sejumlah kebijakan termasuk menyangkut perizinan dianggap sangat diperlukan.

“Tahun lalu sebetulnya kondisi bisnis properti berat, tetapi kami masih optimis dan itu tecermin dari hasil riset bahwa 73 persen menyatakan kondisi real estat sama atau bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya [2018],” kata Arvin F. Iskandar, Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta, pada Rabu (9/9/2020).

Dia mengemukakan bahwa berdasarkan riset, 61 persen menyatakan penjualan produk pada 2019 sama atau bahkan lebih baik daripada tahun sebelumnya. “Dari sisi regulasi dan dukungan pembiayaan begitu juga.”

DPD REI DKI memang kembali melakukan Riset Realestat. Riset dilakukan khususnya kepada para pengembang yang terdaftar sebagai anggota REI DKI Jakarta, tetapi lokasi proyek yang dikembangkan tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Riset dan survei yang dilakukan berkala setiap tahun tersebut merupakan salah satu program kerja strategis REI DKI Jakarta di bawah pimpinan Arvin selaku Ketua DPD REI DKI Jakarta.

Menurut Arvin, salah satu tujuan dari kegiatan riset dan survei yang dilakukan oleh DPD REI DKI ini adalah untuk memberikan gambaran sekaligus memudahkan pelaku usaha dan konsumen dalam mengambil keputusan.

“Riset dan survei ini kami lakukan sendiri. Dari hasil riset, kami khususnya sebagai pelaku usaha bisa mendapatkan gambaran dan mengetahui persepsi para pengembang anggota skaligus menjadi pedoman untuk merancang strategi pengembangan produk, sesuai dengan profil industri,” tuturnya.

Adapun untuk pemerintah maupun stakeholder terkait lainnya, lanjutnya, mereka bisa membuat kebijakan atau evaluasi tindakan untuk bisa menggerakkan roda ekonomi.

Arvin menambahkan hasil riset itu juga menunjukkan bahwa 86,5 persen responden menyatakan suku bunga kredit memberikan dampak lebih baik bagi iklim usaha, 79,3 persen menyatakan pemerintah sudah cukup baik, bahkan sangat baik dalam menyediakan infrastruktur.

Meski pada awal 2020 industri real estat digempur pandemi Covid-19, Arvin berharap berbagai stimulus yang diberikan pemerintah bisa dieksekusi pelaku usaha.

“Hampir semua subsektor real estat terdampak. Okupansi hotel maksimum tinggal 15 persen hingga 20 persen. Demikian juga dengan ritel. Beberapa anggota kami yang kesulitan sudah meminta rescheduling hutang ke perbankan. Namun, tidak gampang,” paparnya.

Untuk jenis residensial, Arvin mendapat banyak laporan dari anggota REI bahwa semakin banyak pengembang yang sulit melakukan akad kredit terkait persyaratan perbankan.

Beragam strategi untuk bertahan dilakukan di antaranya menekan biaya operasional semaksimal mungkin, marketing gimmicks, serta pemberian subsidi bunga oleh pengembang.

“Gerak cepat pemerintah sangat diperlukan. Permudah perizinan. Kita tentu tidak berharap terjadi resesi. Pengembang harus kerja sangat keras untuk bisa bertahan. Akibat pandemi, kondisi sebagian besar anggota terutama di DKI Jakarta semakin melemah akibat penurunan aktivitas ekonomi. Tingkat penjualan drop, sementara biaya yang harus dikeluarkan tetap,” ujar Arvin.

Kepada Pemprov DKI Jakarta, Arvin tetap berharap untuk menggairahkan bisnis real estat dengan memberikan keringanan pajak hotel dan restoran dalam menghadapi pandemi virus corona.

Beberapa permintaan REI DKI Jakarta diantaranya adalah pemberian diskon 50 persen Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2019, penundaan kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) 2020–2021, tanpa denda, potongan pajak reklame 50 persen, dan PPh plus pajak hotel tidak diberlakukan karena selama 5 bulan banyak hotel dan bisnis ritel yang tutup tidak operasional. Tidak hanya itu, Arvin juga minta tarif PLN dan gas diberikan diskon.

“Kami meminta otoritas berwenang mempertimbangkan stimulus agar jangan sampai pengembang mengalami kesulitan untuk membayar kredit. Beri kami ruang gerak dulu, minimum sampai akhir tahun,” harap Arvin.

Wakil Ketua Bidang Riset dan Hubungan Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta Chandra Rambey mengungkapkan bahwa riset dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer berupa survei melalui penyebaran kuesioner atau wawancara. Tujuannya, untuk mengetahui siapa responden, apa yang dipikirkan dan dirasakan atau kecenderungan suatu tindakan.

Persepsi Anggota REI DKI Jakarta terkait dengan perkembangan Industri Realestat terakhir dan kinerja produk yang dikembangkan oleh anggota REI DKI Jakarta.

Survei dilakukan pada kuartal pertama 2020 untuk memotret perkembangan industri real estat pada tahun sebelumnya.

“Riset kedua ini tentu sudah lebih baik dari sebelumnya karena indikator persepsi yang kami survei lebih lengkap dari yang pertama, namun belum menangkap secara utuh dampak Covid-19 terhadap Industri Realestat” ujar Rambey yang menjadi penanggung jawab riset.

Berdasarkan survei itu, penurunan daya beli masyarakat menjadi pemicu penurunan kinerja penjulan untuk semua sektor produk real estat yang dikembangkan.

Sebanyak 62,7 persen berpendapat faktor yang paling memengaruhi penjualan realestat pada 2019 adalah menurunnya daya beli masyarakat.

Data ini agak berbeda dengan riset REI DKI Jakarta sebelumnya yang menunjukkan tingginya persaingan menjadi faktor utama penurunan penjualan. Pada riset REI DKI Jakarta 2020 hanya 34,7 persen berpendapat tingginya persaingan di antara pengembang menjadi faktor penyebab turunnya penjualan. 

Di sisi pembiayaan, lanjutnya, pembiayaan melalui perbankan masih menjadi yang paling banyak digunakan baik untuk kredit investasi dan kepemilikan rumah.

Dari hasil survei yang dilakukan semester I/2020, di antara beberapa indikator memperlihatkan bahwa menurut pengembang, perizinan (82 persen), pajak dan retribusi (81 persen), serta kondisi makro ekonomi (81 persen) sangat memengaruhi iklim investasi real estat, sedangkan kemudahan pembiayaan dari perbankan/pasar modal (76,6 persen), harga lahan (62,3 persen) dan biaya konstruksi (52,8 persen).

Dalam hal jenis produk, 52 persen menyatakan bahwa real estat yang paling menarik untuk dikembangkan adalah perumahan menengah dan atas. Namun, perumahan menengah bawah khususnya rumah sederhana bersubsidi merupakan produk yang paling memberikan kinerja terbaik sepanjang 2019.

Sebanyak 34,1 persen pengembang REI DKI Jakarta adalah menggarap perumahan menengah dan atas. Sebanyak 29,4 persen sedang tidak menjalankan proyek tahun lalu serta 21 persen mengembangkan apartemen jual.

REI DKI Jakarta juga melakukan survei terkait Persepsi RTRW DKI Jakarta 2014–2019 menjawab tantangan pengembangan kota Jakarta yang berbasis mass transport dan pedestrian friendly serta kemudahan untuk mendapatkan perizinan dalam membangun real estat yang dikembangkan.

“Sebanyak 29 persen menyatakan RTRW DKI 2014–2019 menjawab tantangan pengembangan kota. Dan 45 persen menyatakan sangat mudah atau mudah atau cukup mudah mendapatkan perizinan membangun real elstat."

“Tentu sebagai wadah para pengembang, DPD REI DKI akan melakukan riset-riset untuk membantu anggotanya dan masyarakat seperti dampak pandemi Covid 19 terhadap industri real estat ke depan,“ lanjut Rambey.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper