Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

YLKI : Aduan Soal Masker dan Hand Sanitizer Dominan Saat Pandemi

Laporan yang diadukan bervariasi mulai dari pasokan yang langka, harga yang naik signifikan, sampai kualitas masker yang rendah di kalangan masyarakat.
Hand sanitizer/Antara
Hand sanitizer/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Aduan konsumen mengenai masker dan produk sanitasi menjadi laporan yang paling banyak diterima oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada awal pandemi.

YLKI menilai kondisi ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pada produk tersebut yang memicu kelangkaan.

“Pengaduan yang paling banyak masuk masalah soal masker dan hand sanitizer. Jumlahnya 33,3 persen dari total aduan yang kami terima selama Februari sampai April,” kata Ketua Pengurus Harian (YLKI) Tulus Abadi dalam webinar 'Perlindungan Konsumen di Masa Pandemi', Kamis (3/9/2020).

Tulus mengemukakan laporan ini bervariasi mulai dari pasokan yang langka, harga yang naik signifikan, sampai kualitas masker yang rendah di kalangan masyarakat. Permintaan hand sanitizer pun disebutnya meningkat, disertai produk-produk kesehatan lain seperti vitamin.

Tulus menduga timbulnya laporan ini diikuti pula oleh mengemukanya dugaan aksi penimbunan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

Selain itu, kenaikan harga yang tidak terkendali disebut Tulus terjadi lantaran aturan soal perdagangan belum menjangkau pengendalian harga pada produk-produk ini.

“Satu hal yang harus kita perhatikan dalam UU Perdagangan, ada istilah barang penting dan strategis. Kalau konteks masker tidak masuk dalam kategori tersebut. Tapi dalam situasi seperti ini produk tersebut menjadi penting. Mungkin perlu ada upaya redefinisi untuk menyesuaikan situasi pandemi,” lanjut Tulus.

Selain pengaduan soal masker dan hand sanitizer, YLKI pun mencatat adanya laporan soal jasa transportasi yang cukup tinggi yakni mencapai 25 persen dari 36 aduan yang diterima selama Februari-April. Dia menyatakan aduan muncul akibat banyaknya jasa transportasi yang membatalkan perjalanan dan kesulitan memenuhi permintaan refund tiket.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper