Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia sepanjang Agustus 2020 kembali mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.
Deflasi pada Agustus ini membuat laju IHK sepanjang tahun kalender mengalami inflasi sebesar 0,93 persen (year to date/ytd). Sementara itu, laju IHK tahunannya tercatat berada di posisi inflasi sebesar 1,32 persen (year-on-year/yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 90 kota IHK, 53 kota terjadi deflasi dan 37 kota mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di kota Kupang sebesar 0,92 persen. Penyebabnya adalah penurunan harga komoditas ikan dan daging ayam ras serta angkutan udara. Adapun, inflasi tertinggi muncul di kota Meulaboh sebesar 0,88 persen, disebabkan oleh adanya kenaikan harga emas perhiasan, minyak goreng dan jenis ikan.
Rilis IHK BPS ini sejalan dengan survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) yang mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) minggu keempat Agustus mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Sementara itu, Kecuk mengungkapkan deflasi Agustus 2020 dipicu oleh penurunan harga komoditas yang selama ini tergolong harga bergejolak.
Dia menambahkan deflasi ini menunjukkan sisi pasokan yang cukup tetapi yang harus menjadi perhatian inflasi inti
Menurutnya, tren tahunan terus mengalami penurunan dan inflasi inti Agustus sebesar menjadi 2,03 persen.
"Ini menunjukkan daya beli masyarakat belum pulih karena pandemi Covid-19," ujar Kecuk, Selasa (1/9/2020).
Dari kelompok pengeluaran, harga komoditas bergejolak - terutama bahan makanan - mengalami penurunan. Kelompok bahan makanan dan minuman mengalami deflasi sebsar 0,86 persen dengan andil kepada deflasi keseluruhan sebesar 0,22 persen.
Penurunan terbesar disumbang oleh daging ayam ras sebesar 0,09 persen, disusul oleh harga bawang merah sebesar 0,07 persen, harga tomat 0,02 persen dan telur ayam ras serta buah-buahan seperti pisah dan jeruk yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.