Bisnis.com, JAKARTA — Bos PT Pertamina (Persero) dicecar Komisi VII DPR terkait dengan proyeksi kebutuhan volume minyak mentah dan bahan bakar minyak hingga 4 tahun ke depan.
Pimpinan rapat dalam dengar pendapat antara Komisi VII DPR dan Pertamina Ramson Siagian terus mencecar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati untuk memaparkan data kebutuhan impor minyak mentah dan BBM.
Ramson terus mengulang pertanyaan yang sama kepada Nicke karena pemaparan yang diberikan dinilai tidak spesifik dan melebar.
"Berapa sih, yang bisa diimpor Pertamina hingga 2024? Biar kita tahu ketahanan [energi] kita seperti apa," katanya, Senin (31/8/2020).
Cecaran tersebut dikarenakan Nicke terus memaparkan terkait dengan rencana pengembangan kilang yang ada pada saat ini dengan kapasitas pengolahan BBM dengan standardisasi Euro 2 menjadi Euro 5.
Selain itu, proyeksi kebutuhan minyak dan BBM yang dipaparkan tidak disertai dengan data-data yang mendetail sehingga dinilai tidak menjawab pertanyaan para anggota dewan.
Baca Juga
"Jadi, kita sampai dengan 2025 kita masih ada impor jadi gap antara demand dan supply ini yang akan diisi impor," kata Nicke.
Sementara itu, SVP Corporate Strategic Growth Daniel Purba menjelaskan bahwa Pertamina masih akan mengimpor minyak mentah sekitar 250.000—300.000 barel per hari.
Untuk impor BBM, Pertamina masih akan mengimpor sekitar 250.000 barel per hari sampai dengan beroperasinya kilang baru yang akan beroperasi sebelum 2024.
"Dengan demikian, nanti kita bisa melihat dengan bertambahnya kapasitas kilang Balikpapan, impor BBM akan mengalami penurunan, crude-nya naik, BBM-nya turun," jelasnya.