Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Maskapai Bakal Susah Dapat Untung, Ini Penyebabnya

Maskapai nasional dinilai bakal sulit membukukan keuntungan pada akhir 2020 seiring dengan pandemi Covid-19 yang menyebabkan aktivitas penerbangan masih minim.
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai dinilai masih susah untuk mengejar keuntungan pendapatan hingga akhir tahun ini dengan kondisi saat ini kendati pergerakan rute domestik mulai dibuka perlahan

Direktur Utama TransNusa Bayu Sutanto mengatakan dalam kondisi saat ini penerbangan internasional masih terbatas dengan level kondisi kesehatan Covid-19 di masing-masing negara berbeda. Sejumlah negara juga masih melarang warga negaranya bepergian ke negara lain dengan resiko terpapar yang lebih tinggi.

Bayu melanjutkan di sisi lain untuk rute domestik terdapat kebutuhan dan permintaan untuk sektor bisnis, korporasi pemerintahan. Namun jumlahnya belum banyak karena hanya berkisar 20 persen dari pergerakan sebelum pandemi hingga Juli ini.

Selain itu saat ini tingkat keterisian rute domestik masih berkisar antara 35 persen hingga 40 persen. "Melihat kondisi tersebut secara finansial bisnis untuk mendapatkan profit sudah enggak masuk lagi," jelasnya, Selasa (25/8/2020).

Sementara itu, VP Corporate Secretary PT AirAsia Indonesia Tbk. Indah P. Saugi mengatakan penurunan pendapatan usaha perseroan secara signifikan dipengaruhi oleh tidak beroperasinya penerbangan berjadwal mulai 1 April hingga 18 Juni 2020 yang bertepatan dengan musim puncak (peak season) perjalanan dalam dan luar negeri. Sejumlah diantaranya ramadan, Idulfitri, musim dingin di Australia, dan musim libur sekolah.

Namun, dengan pertumbuhan jumlah pemesanan sejak pengopersian kembali yang telah mencapai lebih dari 400 persen, perseroan memproyeksikan perbaikan kinerja perusahaan dapat terjadi pada akhir tahun 2020 bertepatan dengan musim libur akhir tahun yang merupakan kompensasi dari libur lebaran yang tertunda pada pertengahan tahun.

Maskapai bertarif hemat tersebut masih mengharapkan dapat menyelesaikan pemenuhan kewajiban jangka pendek yang didapatkan dari utang usaha selama periode Januari-Juni 2020 sebesar Rp352 miliar.

Untuk mendukung tingkat pendapatan, Perseroan juga masih memfokuskan sebagian operasionalnya untuk penerbangansewa penumpang dan kargo dan telah mengadakan 17 penerbangan sewa sejak bulan periode April hingga Juli 2020.

"Seperti yang kita ketahui bersama, sektor penerbangan internasional juga masih sangat terdampak, akibat pembatasan di beberapa negara termasuk pembatasan penumpang warga negara asing ke Indonesia," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper