Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menilai tingkat keterisian penumpang maksimal 70 persen belum waktunya untuk ditambah seiring dengan kepercayaan masyarakat yang belum pulih selama pandemi Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan setelah Mei ini pergerakan pesawat memang cukup terlihat karena telah ada peningkatan mendekati level 30 persen dibandingkan dengan sebelum pada pandemi Covid-19. Jumlah ini, belum ditambah dengan data libur panjang selama beebrapa pekan terakhir.
Menurutnya apabila data peningkatan selama libur panjang bisa mendongkrak industri ini, dia mengusulkan agar pemerintah juga bisa mengatur lebih banyak libur panjang kedepannya.
"Recovery ini utamanya kepercayaan publik. Ketika ada perdebatan peningkatan kapasitas 70 persen hingga 100 persen. Garuda dengan sadar menyatakan jangan sampai okupansi 100 persen. Jaga jarak itu harus ada," jelasnya, Selasa (25/8/2020).
Secara realistis, maskapai dengan jenis layanan penuh ini memang akan sulit untuk mengembalikan situasi penerbangan sama seperti sebelum adanya pandemi. Pasalnya pandemi telah menjadi krisis ekonomi dan peradaban khususnya terkait dengan perubahan interaksional.
Sementara itu, Direktur Operasi Citilink Erlangga menyampaikan selalu menaati ketentuan yang berlaku pada saat ini dengan tingkat okupansi maksimal sebesar 70 persen.
Baca Juga
"Kita berharap begitu kondisi pandemi Covid-19 membaik, kita berharap nilai 70 persen bisa bertambah lagi," jelasnya.