Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanda-Tanda Pemulihan Mulai Muncul, Stafsus Menkeu: Indikator Manufaktur Membaik

Selain itu, adanya harapan vaksin Covid-19 yang akan ditemukan dan dapat disebarluaskan turut menjadi faktor pendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 2021.
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Tanda-tanda pemulihan ekonomi domestik yang tertekan akibat Covid-19 mulai muncul.

Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin menuturkan sebenarnya telah ada pembalikan terhadap indikator perekonomian yakni salah satunya adalah Purchasing Manufactur Index (PMI).

“Salah satu indikator PMI mulai terjadi pembalikan arah. April hingga bulan ini masih masuk kontraksi tetapi mulai pembalikan,” katanya dalam acara webinar, Selasa malam (18/8/2020).

Masyita menjelaskan pemerintah juga telah berupaya menyiapkan aspek-aspek dalam mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun depan yakni melalui penyusunan RAPBN 2021.

“Kebijakan fiskal 2021 intinya tiga yaitu stabilitas makro ekonomi, redistribusi income, dan alokasi sumber daya,” ujarnya.

Selain itu, menurut Masyita adanya harapan vaksin Covid-19 yang akan ditemukan dan dapat disebarluaskan turut menjadi faktor pendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 2021.

“Kita berharap tahun depan ada berita baik penemuan vaksin. Tetapi sebagai pemerintah harus membuat berbagai skenario tengah dan buruk seandainya vaksin belum ditemukan,” tegasnya.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik Junaidi Rachbini menekankan bahwa upaya pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021.

“Ini sebenarnya tidak layak untuk merencanakan suatu pertumbuhan 5 sampai 5,5 persen tahun depan, tapi dalam keadaan COVID-19 masih seperti ini,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Didik menyatakan hal tersebut harus dilakukan karena pemerintah menargetkan pertumbuhan yang cukup tinggi untuk perekonomian Indonesia pada tahun depan yaitu sekitar 4,5 persen sampai 5,5 persen.

Di sisi lain, Didik mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia masih tergolong tinggi bahkan semakin bertambah setiap harinya seiring dengan dilakukannya tes secara masif.

Tak hanya itu, perekonomian Indonesia yang baru pada kuartal II/2020 telah terkontraksi hingga 5,32 persen juga menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai target pertumbuhan tahun depan.

“Saya menganggap selain tadi melakukan [target] angka 5 sampai 5,5 persen itu main-main, kebijakan pada pandemi juga main-main. Jadi, menurut saya, ini berat,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper