Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) telah merealisasikan stimulus keringanan tagihan listrik bagi pelanggan sosial, bisnis, dan industri senilai Rp257,7 miliar untuk rekening Agustus.
"Ada 1,14 juta pelanggan yang terima stimulus di mana pelanggan terbesar adalah pelanggan bisnis B-1 daya 1.300 VA—5.500 VA," ujar EPV Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Edison Sipatuhar dalam sebuah webinar, Selasa (18/8/2020).
Dia memaparkan bahwa jumlah pelanggan golongan daya B-1 (1.300 VA—5.500 VA) yang menerima stimulus mencapai 381.777 pelanggan dengan besaran stimulus senilai Rp17,6 miliar, disusul oleh pelanggan bisnis daya 6.600 VA—197 kVA sebanyak 107.224 pelanggan dengan besaran stimulus Rp93,8 miliar.
Realisasi stimulus tersebut, katanya, baru diterapkan untuk rekening Agustus, sedangkan stimulus untuk rekening Juli masih dalam proses perhitungan.
Karena stimulus baru diimplementasikan pada Agustus 2020, tuturnya, maka bagi pelanggan yang belum membayar rekening Juli 2020 akan diberlakukan koreksi rekening sehingga yang akan dibayarkan otomatis sudah dikurangi stimulus.
Sementara itu, bagi pelanggan yang sudah membayar rekening pada Juli 2020, stimulus akan direstitusi dengan pengurangan tagihan pada bulan-bulan berikutnya atau mulai rekening September 2020.
Baca Juga
"Bulan Juli masih proses koreksi dan September akan dilakukan restitusi," kata Edison.
Kementerian ESDM mencatat pelanggan sosial, bisnis, industri, dan layanan khusus yang mendapatkan stimulus berjumlah kurang lebih 1,26 juta pelanggan.
Keringanan yang diberikan berupa pembebasan penerapan ketentuan rekening minimum (40 jam nyala) untuk pelanggan sosial, bisnis, dan industri daya 1.300 VA ke atas dan pembebasan biaya beban atau abonemen bagi pelanggan sosial (daya 220 VA, 450 VA dan 900 VA), bisnis (900 VA), dan industri (900 VA).
Kebutuhan dana yang akan dialokasikan untuk stimulus yang berlaku Juli—Desember 2020 tersebut diperkirakan sekitar Rp3,07 triliun.