Bisnis.com, JAKARTA - Petani lada di sejumlah sentra budidaya, termasuk di Kabupaten Belitung menghadapi nilai jual komoditasnya yang terus melemah, seiring dengan tren harga di pasar internasional.
Untuk mengatasi hal itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani di Kabupaten Belitung menjual lada dalam bentuk kemasan sehingga harga jualnya dapat lebih tinggi.
"Kita harus menyiapkan strategi kalau biasanya selama ini dijual dalam bentuk biji atau curah maka coba kita kemas karena harga jual bisa lebih tinggi," kata Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjen Perkebunan Kementan Hendratmojo Bagus Hudoro ketika meninjau kebun lada di Belitung, Sabtu (8/8/2020).
Menurut dia, masalah yang dihadapi petani lada sekarang ini adalah persoalan harga yang cenderung terus menurun dan mesti dipahami juga bahwa harga lada saat ini memang mengacu kepada harga internasional.
"Ketika itu produk ekspor, maka harga akan mengacu kepada harga internasional, sehingga jika harga internasional turun kita juga tidak mempertahankan harganya agar tinggi," ujarnya.
Ia menambahkan dengan menjual lada dalam bentuk kemasan kemudian diberikan merek, maka dipastikan nilai jualnya akan lebih tinggi dan menguntungkan petani.
Baca Juga
Dikatakan dia, jika saat ini lada yang dijual dalam bentuk curah atau biji Rp47.000 per kilogram maka dengan dijual dalam bentuk kemasan dan telah melewati proses penyortiran diperkirakan bisa mencapai Rp70.000 per kilogram.
"Apalagi Belitung terkenal dengan pusat wisata nasional dan internasional, pasti orang yang berkunjung ingin ada oleh-oleh. Biasanya mereka mencari itu apalagi Bangka Belitung terkenal dengan Muntok White Pepper (lada putih Muntok)," katanya.