Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menggandeng lembaga geosains dunia untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial menjelaskan, pihaknya mempelajari negara-negara di dunia yang berhasil menemukan cadangan besar dari aktivitas ekplorasi yang masif.
Ego mencontohkan, negara Mesir yang pada awalnya hanya memiliki cadangan yang sedikit, tapi dengan aktivitas eksplorasi yang baik, negara tersebut dapat menemukan cadangan besar.
Adapun, upaya yang ditempuh mesir adalah dengan menggandeng lembaga-lembaga geosains kelas dunia untuk mengkaji dan memproses data-data eksplorasi yang dimiliki.
"Mereka memang bekerja sama dengan lembaga-lembaga geosains dunia. Kita akan mencoba, sedang membuka penjajakan dengan lembaga-lembaga geosains dunia. Selama ini kita temukan cadangan kecil-kecil ini. visi kita ke depan harus agresif melakukan eksplorasi ini," katanya dalam paparannya kepada media, Rabu (5/8/2020).
Sementara itu, Kementerian ESDM, kata Ego, tengah mendorong badan usaha yang selama ini tidak tertarik untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi.
Baca Juga
Upaya Kementerian ESDM untuk mendorong badan usaha adalah dengan mengadakan komitmen kerja pasti (KKP) dengan badan usaha. Pihaknya memberikan keleluasan untuk badan usaha untuk melakukan kegiatan eksplorasi di dalam area wilayah kerja maupun di luar area wilayah kerja.
"Melalui APBN ada Badan Geologi dan Balitbang Kementerian ESDM, walaupun skalanya kecil tapi terus lakukan kajian untuk memperkuat Dirjen Migas," jelasnya.
Berdasarkan data SKK Migas per 30 Juni 2020, realisasi kegiatan studi G&G tercatat 56 pekerjaan dari target tahun 161 pekerjaan. Sementara itu kegiatan seismik 2D mencapai 20.919 km dari target tahun ini 28.324 km, sedangkan seismik 3D tercatat 477 km2 dari target 2020 3.421 km2.
Sepanjang semester I/2020, SKK Migas menyebut terdapat sejumlah penemuan sumber daya dari hasil eksplorasi dengan total sumber daya sebesar 98 mmboe.
Temuan itu berada di PB-02 Texcal Mahato dengan sumber daya 26 mmbo, Bronang-02 Medco S. Natuna Sea B dengan sumber daya 23,9 bcfg, dan Wolai-02 PT Pertamina EP sebesar 380,9 bcfg.