Bisnis.com, JAKARTA – ThorCon International Pte Ltd akan menanamkan modal pada tahap awal sekitar Rp17 triliun untuk membangun industri pengolahan thorium di Provinsi Bangka Belitung.
Sebagai tahap awal perealisasian proyek raksasa di Bangka itu, Pemprov Babel pada Kamis (30/7/2020) di Pangkalpinang meneken nota lesepahaman (MoU) dengan kantor perwakilan ThorCon International di Indonesia.
ThorCon International merupakan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat. Di Indonesia, perusahaan tersebut terlibat dalam sejumlah proyek pembangkit listrik, demikian tertera pada laman resminya.
Adapun tentang thorium, menurut laman resmi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), termasuk dalam unsur radioaktif alam seperti halnya uranium.
Namun, thorium tidak dapat berdiri sendiri sebagai bahan bakar. Thorium memerlukan uranium 235 agar dapat dikonversi menjadi uranium 232 dan siap digunakan sebagai sumber energi.
Mengenai MoU yang ditandatangani, sebagaimana dilansir laman resmi Pemprov Babel, terkait dengan pembangunan prototipe pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) ThorCon di Babel. MoU itu ditandatangani Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan bersama Bob S. Effendi, Chief Representative ThorCon International di Indonesia.
Baca Juga
Staf khusus Gubernur Bidang Percepatan Pembangunan, Safari ANS, yang turut menyaksikan penandatangan MoU itu menjelaskan beberapa poin penting yang menjadi pertimbangan Pemprov Babel sepakat men jalin kerja sama tersebut.
Pertama, Thorcon merencanakan investasi 100 persen menggunakan dana mereka sendiri dengan nilai Rp17 triliun untuk tahap pertama, tidak satu sen pun menggunakan dana APBD dan APBN.
Kedua, bahan yang mereka gunakan adalah material yang sudah ada di Babel dan sangat ramah lingkungan serta tidak ada pencemaran.
Ketiga, masyarakat Babel sebenarnya sudah terbiasa menggunakan thorium ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu cahaya putih pada lampu petromaks yang biasa digunakan untuk menerangi bagan, rumah tangga, selama bertahun-tahun.
“Itulah thorium yang membuat lampu itu menyala. Jadi, sangat-sangat terbiasa dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Babel," ungkap Safari.
Alasan keempat, lanjutnya, rencana investasi mereka ini akan dilakukan dalam waktu secepat-cepatnya, sehungga tak lama lagi Babel menjadi daerah yang menjual energi keluar provinsi lain, karena produksi listriknya diprediksi berlebih.
Sementara itu, Bob Effendi yakin ke proyek industri ini menjadi harapan baru untuk kesejahteraan Babel. Dia memuji Gubernur Erzaldi sebagai seorang yang punya visi yang besar dengan tekad untuk memajukan Babel.
Hal ini juga dinilainya sebagai sejarah, karena ini merupakan PLTT pertama yang akan dibangun swasta dengan bekerja sama dengan pemda.
Dia berharap Pemprov Babel segera menyurati pemerintah pusat, presiden khususnya untuk dapat menetapkan Babel sebagai lokasi implementasi PLTT ini.
"Ini penetapannya oleh pemerintah pusat. Setelah ditetapkan di pusat, baru langkah selanjutnya kita bersama-sama melakukan kajian lokasi yang tepat," kata Bob.