Bisnis.com, JAKARTA - Operator pelabuhan dan pelayaran melakukan sejumlah strategi bisnis agar dapat fokus ke aktivitas logistik laut domestik di tengah potensi resesi global dan pandemi virus corona (Covid-19).
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 melakukan sejumlah langkah strategis guna meningkatkan aktivitas pengiriman barang domestik di tengah pandemi dan potensi resesi global.
SVP Sekretariat Perusahaan Pelindo 1 Imron Eryandy mengatakan pada Semester II/ 2020, Pelindo 1 menargetkan adanya pertumbuhan arus barang dan penumpang seiring dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru.
Secara total [yoy] pertumbuhan arus barang sampai dengan Desember 2020 diproyeksikan naik 1,56 persen dari 2019 yaitu 37,4 juta ton dari 36,8 juta ton pada 2019.
Dia menegaskan guna mendukung pencapaian target tersebut, sejumlah program strategis telah disiapkan mendongkrak arus barang dan penumpang yang juga diharapkan dapat memberikan pertumbuhan bagi ekonomi di wilayah operasional Pelindo 1.
Upaya tersebut dilakukan melalui relaksasi penumpukan di terminal pelabuhan yang dapat menurunkan biaya logistik. Kebijakan tersebut diharapkan membantu meringankan beban pelanggan.
"Program lainnya dilakukan melalui peningkatan kerja sama dengan mitra untuk memperluas pasar Pelindo 1, secara khusus di wilayah kerja Pelindo 1 merupakan wilayah dengan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri [TUKS] dan Terminal Khusus [Tersus] terbesar di Indonesia," katanya, Senin (27/7/2020).
Selain itu, Pelindo 1 juga memanfaatkan kerja sama dalam bongkar muat curah kering, cair dan general cargo dengan mitra baru dalam menambah pertumbuhan arus barang Pelindo 1.
Dia mencontohkan kerja sama mitra pemanfaatan dan pengoperasian Terminal Curah Kering di Pelabuhan Belawan. Program untuk peningkatan arus penumpang dilakukan dengan kerjasama terpadu antara Pelindo 1, DAMRI dan Pelni.
Di sisi lain, Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan secara pasar, pelayaran Indonesia memang lebih banyak bertumpu pada pasar logistik di domestik, yang pertumbuhannya akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ini memang masa sulit dan tidak banyak yang bisa dilakukan pelayaran nasional saat ini. Yang paling mungkin kita lakukan adalah efisiensi pos biaya yang bisa dikurangi, misalnya kurangi perjalanan dinas," jelasnya.
Dia menilai agak sulit melihat proyeksi pelayaran hingga akhir 2020 ini, karena memang belum ada kepastian kapan pandemi virus corona ini akan berakhir.
"Pertumbuhan pelayaran mungkin akan lebih lambat dari tahun sebelumnya. Untuk investasi, kebanyakan operator pelayaran juga akan lebih banyak wait and see, kecuali perusahaan pelayaran yang sudah punya kontrak kerja mungkin akan investasi," paparnya.