Bisnis.com, JAKARTA - Risiko resesi global akibat pandemi virus Covid-19 membuat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC menunda rencana ekspansi akuisisi pelabuhan di luar negeri.
Direktur Utama IPC Arif Suhartono mengatakan Covid-19 memberi pelajaran bagi perusahaannya dan melakukan revisi strategi bisnis terutama dari sisi ekspansi.
"Ada beberapa pelabuhan yang dibidik seperti Vietnam dan Bangladesh, kelihatannya mereka juga terhantam cukup berat, pasti ini akan kami review ulang," jelasnya dalam diskusi virtual, Jumat (24/7/2020).
Dia menyebut fokus bisnis pelabuhan di Indonesia, nilainya tidak besar, pendapatan IPC terangnya tidak lebih dari Rp13 triliun, jika dibandingkan dengan PT Pertamina pendapatan bisa mencapai ratusan triliun rupiah.
Nilai pendapatannya lebih kecil, tetapi nilai barangnya lebih besar satu kapal isinya isinya satu kapal 150 miliar, sedangkan yang diambil IPC bisa hanya Rp2 miliar-Rp3 miliar.
Dengan demikian, fokusnya kini lebih ke pengembangan domestik guna meningkatkan gairah perekonomian nasional. Pihaknya pun mesti melakukan penyesuaian terkait situasi yang ada.
Baca Juga
"Kami coba memaksimalkan sisi domestik pelabuhan-pelabuhan lain, kolaborasi membangun di wilayah timur di nasional manfaatnya," terangnya.
Dia menegaskan bisnis pergudangan pun potensial secara global karena banyak aktivitas produksi tetapi permintaan sedikit sehingga membutuhkan tempat penyimpanan.
"Ada kontainer impor, barangnya sudah dikeluarkan, kontainer dikembalikan ke shipping line, barang ditaruh di gudang ada sedikit model bisnis berubah, tidak langsung pabrik jadinya simpan di warehouse," paparnya.