Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resesi Global Bikin Pelindo II Tunda Ekspansi Pelabuhan Asing

Pelindo II atau IPC menunda rencana akuisisi pelabuhan asing karena adanya risiko resesi global dan akan melakukan kajian ulang.
Sebuah truk menunggu muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat
Sebuah truk menunggu muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Risiko resesi global akibat pandemi virus Covid-19 membuat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC menunda rencana ekspansi akuisisi pelabuhan di luar negeri.

Direktur Utama IPC Arif Suhartono mengatakan Covid-19 memberi pelajaran bagi perusahaannya dan melakukan revisi strategi bisnis terutama dari sisi ekspansi.

"Ada beberapa pelabuhan yang dibidik seperti Vietnam dan Bangladesh, kelihatannya mereka juga terhantam cukup berat, pasti ini akan kami review ulang," jelasnya dalam diskusi virtual, Jumat (24/7/2020).

Dia menyebut fokus bisnis pelabuhan di Indonesia, nilainya tidak besar, pendapatan IPC terangnya tidak lebih dari Rp13 triliun, jika dibandingkan dengan PT Pertamina pendapatan bisa mencapai ratusan triliun rupiah.

Nilai pendapatannya lebih kecil, tetapi nilai barangnya lebih besar satu kapal isinya isinya satu kapal 150 miliar, sedangkan yang diambil IPC bisa hanya Rp2 miliar-Rp3 miliar.

Dengan demikian, fokusnya kini lebih ke pengembangan domestik guna meningkatkan gairah perekonomian nasional. Pihaknya pun mesti melakukan penyesuaian terkait situasi yang ada.

"Kami coba memaksimalkan sisi domestik pelabuhan-pelabuhan lain, kolaborasi membangun di wilayah timur di nasional manfaatnya," terangnya.

Dia menegaskan bisnis pergudangan pun potensial secara global karena banyak aktivitas produksi tetapi permintaan sedikit sehingga membutuhkan tempat penyimpanan.

"Ada kontainer impor, barangnya sudah dikeluarkan, kontainer dikembalikan ke shipping line, barang ditaruh di gudang ada sedikit model bisnis berubah, tidak langsung pabrik jadinya simpan di warehouse," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper