Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arus Barang Bakal Turun, Operator Pelabuhan Mesti Lakukan Ini

Pakar kemaritiman ITS Raja Oloan Saut Gurning menilai arus barang diprediksi bakal turun pada tahun ini, sehingga operator pelabuhan harus mempersiapkan strategi khusus.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Operator pelabuhan nasional dinilai perlu mengadaptasi strategi dan respons dari berbagai operator pelabuhan global dalam mengantisipasi penurunan trafik kapal.

Diperkirakan arus barang turun hingga 300 juta ton pada 2020 dibandingkan dengan 2019 dengan rincian perkiraan aktivitas internasional turun hingga 100 juta ton dan domestik turun antara 150-200 juta ton.

Pakar kemaritiman ITS Raja Oloan Saut Gurning mengatakan bagi operator pelabuhan, banyak fakta empirik strategi dan respon yang dilakukan berbagai operator pelabuhan global guna mengantisipasi penurunan trafik kapal ini adalah adaptasi, kolaborasi, dan inovasi.

"Respons adaptasi utamanya adalah pengurangan kapasitas jasa hingga efisiensi belanja modal dan belanja operasional dalam bentuk cost-leadership. Dilanjutkan dengan strategi kolaborasi dalam bentuk asset-sharing," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (23/7/2020).

Menurutnya, operator pelabuhan perlu juga melakukan pengaturan tarif termasuk diskon serta penambahan waktu simpan dan tumpuk kepada pelayaran dan pengguna jasa pelabuhan lainnya. Terakhir, usaha inovasi utamanya usaha baru (services shifting), dan mengaplikasi daya dukungan digitalisasi seperti order, cargo tracking, ship-tracing, pola pembayaran dan juga proses bisnis yang paperless.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) 2019 total volume logistik berdasarkan tonase sekitar 1,2 miliar ton pada 2019. Pemerinciannya sekitar 450 juta ton internasional dan 550 juta ton dalam negeri.

Dia memprediksi akan terjadi penurunan hingga 25 persen atau sebesar 300 juta ton arus barang baik domestik maupun internasional.

"Dalam masa semester ke depan, orientasi luar negeri mungkin banyak berubah, baik arus outbound komoditas nasional dan importasi. Keliatannya dua paramater ini secara akumulatif sepertinya cenderung menurun," jelasnya.

Dengan demikian, misalnya dimasukan dalam rasio 40 persen arus logistik laut dari internasional, akan menurun sekitar 15-20 persen (ultimate decrease) maka diperkirakan besaran volume logistik internasional sekitar menjadi sekitar 350 juta ton pada 2020 dari sebelumnya sebanyak 450 juta ton pada 2019.

Sementara itu, akumulasi pengiriman domestik diperkirakan ada penurunan sekitar 150-200 juta ton atau menurun sekitar 15 persen dibandingkan dengan 2019 yang sempat mencapai 550 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper