Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk., perusahaan perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO), mau tidak mau turut mengalami dampak langsung pandemi Covid-19 karena maskapai sebagai pelanggan tunggalnya sedang terpuruk.
Direktur Utama GMF AeroAsia I Wayan Susena menyampaikan berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, grup tidak dapat memenuhi beberapa persyaratan keuangan yang ada di dalam perjanjian-perjanjian piutang dan pinjaman bank. Selain itu, perusahaan juga mengalami kerugian tahun berjalan senilai US$31 juta.
Wayan menjelaskan untuk bisa bertahan di masa pandemi ini, perusahaan telah melakukan berbagai upaya bertahan hingga menetapkan rencana pemulihan untuk menyelamatkan kondisi perusahaan. Hal tersebut adalah menjaga likuiditas perseroan melalui renegosiasi vendor dan kreditur, tidak memperpanjang kontrak tenaga alih daya yang berakhir kontraknya pada 30 Maret 2020, serta memaksimalkan efisiensi.
“Kami sangat berharap kondisi penerbangan baik di domestik maupun internasional segera pulih kembali saat ini. Dengan banyaknya negara maupun wilayah yang mulai membuka sektor perekonomian saat ini, kami optimis hal tersebut akan menggairahkan kembali industri penerbangan dengan tetap mengedepankan pola adaptasi kebiasaan baru,” jelasnya, Kamis (23/7/2020).
Lebih jauh emiten berkode saham GMFI tersebut menjabarkan untuk menahan penurunan pendapatan pihaknya telah melakukan penyesuaian sensitivitas tarif berdasarkan tingkat jam terbang untuk perjanjian perawatan dengan harga tetap kepada PT Garuda Indonesia Tbk.
Perseroan juga menindaklanjuti untuk melakukan negosiasi dengan pelanggan-pelanggan baru yang potensial untuk menambah pendapatan.
Baca Juga
Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan menghadapi tantangan eksternal bergantung kepada penghasilan arus kas termasuk penagihan piutang usaha dan tagihan bruto dari pelanggan maskapai-maskapai penerbangan, agar bisa membayar liabilitas secara tepat waktu.
Sementara itu, pengamat penerbangan yang juga anggota ombudsman Alvin Lie mengatakan perusahaan perawatan pesawat juga berada dalam kondisi berat karena tidak ada pesawat yang dipelihara untuk perawatan.
“Pendapatan mereka turun drastis kalau saya nggak heran GMF pasti juga melakukan efisiensi untuk bertahan hidup,” ujarnya.