Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia (SCI) menilai peningkatan kompetensi sumber daya logistik logistik secara daring lewat e-training dan e-certification lebih efisien dan menghemat biaya terutama selama pandemi Covid-19.
Chairman SCI Setijadi mengatakan biaya pelatihan dan sertifikasi secara online ini hanya sekitar 45 persen hingga 65 persen dari biaya program offline. Kondisi itu nampak dari e-training and e-certification Supply Chain Management karena peserta dari berbagai wilayah di Indonesia tidak perlu datang ke Jakarta.
Program yang memberikan fleksibilitas dan efisiensi itu juga memudahkan keikutsertaan peserta dari berbagai wilayah, sehingga diharapkan kompetensi SDM logistik Indonesia dapat meningkat dan merata secara nasional.
Setijadi berpendapat penurunan aktivitas sektor logistik secara umum sekarang ini perlu dimanfaatkan sebagai momentum membangun kompetensi SDM. Kesempatan ini penting agar perusahaan menjadi lebih siap menghadapi tantangan global dan kebiasaan baru (new normal) setelah pandemi Covid-19.
“Pengembangan kompetensi SDM menjadi salah satu upaya mengatasi masalah standardisasi dalam operasional logistik. Dua masalah lainnya adalah standardisasi proses dan standardisasi teknologi. Ketiga masalah standardisasi itu sangat mempengaruhi kualitas dan kompetensi logistik Indonesia,” jelasnya, Minggu (12/7/2020).
Menurut Logistics Performance Index (LPI) 2018, Logistics Quality & Competence Indonesia pada peringkat 5 di antara negara-negara Asean dengan skor 3,10. Peringkat Indonesia di bawah Singapura (skor 4,10), Thailand (3,41), Vietnam (3,40), dan Malaysia (3,30).
Baca Juga
Ekonomi dan perdagangan Indonesia masih terdampak pandemi Covid-19 sejak awal 2020. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Nilai ekspor Indonesia pada April 2020, misalnya, sebesar US$ 12,19 miliar atau turun 13,33 persen secara month to month dan 7,02 persen secara year on year. Pada periode tersebut, nilai impor Indonesia sebesar USS$ 12,54 miliar atau turun 6,10 persen secara month to month dan 18,58 persen secara year on year.
Menurut Setijadi, indikator lainnya adalah transportasi kapal barang pada Mei 2020 yang hanya sebesar 21,67 juta ton atau turun 12,98 persen (m-o-m) dan 10,52 persen (y-o-y). Sementara, transportasi kereta barang melalui laut pada periode itu hanya sebesar 3,09 juta ton atau turun 28,86 persen (m-o-m) dan 28,93 persen (y-o-y).