Bisnis.com, JAKARTA - Industri logistik dan jasa pengiriman diproyeksikan mulai bergerak lebih cepat dua bulan setelah dimulai normal baru atau sekitar Agustus 2020.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, meski sudah memasuki era new normal, kegiatan logistik belum akan pulih seperti sedia kala. Pasalnya bisnis logistik telah mengalami penurunan yang sangat tajam yakni hingga 80% selama masa pandemi Covid-19.
"Sejak Januari sudah terasa, bahkan sejak Maret hampir tidak ada aktivitas. Tapi, sekarang mulai bergerak," ungkapnya dalam pernyataan pers, Selasa (7/7/2020).
Dia menjelaskan, saat ini dunia usaha masih berupaya menghabiskan stok yang ada dan tidak terjual selama masa pandemi berlangsung 3-4 bulan terakhir.
Demikian juga berbagai sektor usaha yang terkait di dalamnya. "Barang-barang yang ada di gudang banyak yang tidak bergerak. Kemungkinan kegiatan logistik baru mulai aktif lagi setelah 1-2 bulan penerapan new normal atau sekitar Agustus," ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) M Feriadi meminta seluruh anggotanya tetap optimistis dan melakukan kesiapsiagaan agar pelayanan kepada masyarakat tetap prima.
Selain itu, Asperindo juga selalu berkomunikasi dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Kominfo, dan para stakeholder pemerintah lainnya.
Baca Juga
“Tujuannya agar kami dapat berperan aktif dan ikut berjuang di masa new normal. Kami yakin dan mempersiapkan diri agar industri kami tetap menjadi backbone melawan Covid-19, khususnya di penyediaan layanan pengiriman yang prima,” ujarnya.
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Rizal E. Halim menilai pemerintah pusat dan daerah perlu segera menekan dan memutus rantai penyebaran Covid-19 agar ekonomi tidak akan semakin mengkhawatirkan.
Menurutnya, solusi optimal yang dapat diberikan pemerintah yakni insentif kepada dunia usaha seperti perpajakan, dan stimulus kepada masyarakat (cash transfer). "Kalau sektor usaha tertolong, sektor logistik juga akan berjalan kembali," jelasnya.
Terlepas dari semua ini, bagi pelaku usaha dalam situasi apa pun harus ada solusi untuk mempertahankan bisnis tetap berputar. Karena itu, apa yang sudah dikerjakan pelaku usaha di sektor logistik dan kurir patut mendapatkan dukungan dari semua pihak.
General Manager PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril mengakui industri otomotif termasuk salah satu yang mengalami penurunan penjualan saat pandemi Covid-19.
Meski begitu, pasar kendaraan komersial masih cukup menjanjikan karena adanya geliat di sejumlah sektor bisnis pada saat pandemi Covid-19, seperti logistik dan jasa kurir. “Kami yakin penjualan kendaraan komersial akan membaik, walaupun untuk menyamai tahun lalu itu rasanya cukup berat.”
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, kontraksi ekonomi pada kuartal kedua tahun ini diprediksi cukup dalam, sehingga pemerintah mengoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi dari 2,3% menjadi minus 0,4% hingga 1% pada akhir 2020.
Kontraksi ekonomi tecermin dari lesunya kegiatan bisnis. Namun, menurut Asril, ada sejumlah sektor usaha yang justru menggeliat, seperti bisnis e-commerce, bisnis penjualan makanan dan minuman, serta ekspedisi dan kurir. Tumbuhnya sektor-sektor itu berimbas pula pada sektor lainnya, seperti otomotif.