Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyatakan pelonggaran pembatasan dalam pengendalian pandemi Covid-19 mulai menunjukkan dampak positif bagi industri makanan minuman dalam negeri.
Menurut Ketua GAPMMI Adhi S Lukman, adanya pelonggaran tersebut membuat aktivitas ekonomi mulai menggeliat. Hal ini turut merangsang permintaan di sektor makanan dan minuman.
"Kelihatan sudah mulai dengan beberapa kegiatan dibuka, sudah mulai ada permintaan, tapi belum normal. Beberapa negara sudah mulai ada permintaan, ini yang sedang digarap," ujar Adhi ketika dihubungi Bisnis, Selasa (1/7/2020).
Pihaknya berharap kondisi ini dapat terus berlanjut sehingga industri makanan dan minuman Indonesia masih bisa tumbuh positif hingga akhir tahun. Pemerintah juga diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat.
"Kemarin di Mei, kami masih bisa optimistis pertumbuhan di angka 4-5 persen dengan harapan pertumbuhan ekonomi kita enggak minus. Kami dalam 1-2 hari ini masih diskusi lagi mengenai perkembangan ini. Saya berharap sih industri mamin tetap positif," katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan kondisi industri kaca lembaran mulai bergeliat, meski belum signifikan.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa industri saat ini tengah bersiap menyambut penerapan new normal, sebab kondisi new normal ini diperkirakan akan mulai meningkatkan permintaan pesanan baru.
"Retail kaca, termasuk bahan bangunan lainnya, sudah mulai geliat. Namun distributor mungkin masih habiskan stok sehingga pesanan baru ke produsen belum geliat ke normal, karena ini memang masih new normal," kata Yustinus.
IHS Markit mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia pada akhir semester I/2020 naik 10,5 poin indeks ke level 39,1. Adapun, lonjakan tersebut diduga berasal dari kebijakan pelonggaran protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berpengaruh ke sektor industri.