Bisnis.com, JAKARTA - Industriawan tekstil dan produk tekstil (TPT) menyatakan permintaan produk TPT mulai bergerak pada akhir semester I/2020. Namun demikian, permintaan tersebut baru dirasakan oleh industri hilir, sedangkan permintaan kepada industri hulu diramalkan baru akan dirasakan pada awal semester II/2020.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendata pergerakan permintaan pada Juni 2020 baru dirasakan oleh industri antara atau produsen kain. Menurutnya, utilitas industri kain saat ini telah naik ke kisaran 35-40 persen dari posisi bulan sebelumnya di sekitar 25 persen.
"Kalau secara keseluruhan [industri tekstil], utilitasnya masih di bawah 50 persen. Bulan Mei rata-rata [proses produksi di pabrikan] berhenti, otomatis [utilitas pada Juni] membaik dibandingkan dengan Mei," kata Ketua Umum API Jemmy Kartiwa kepada Bisnis.com, Rabu (1/7/2020).
Walaupun proses produksi di pabrikan mulai bergerak, Jemmy menyatakan permintaan produk TPT masih randah. Pasalnya, daya beli masyarakat masih belum membaik.
Menurutnya, kenaikan indeks Purchasing Manager's Index (PMI) pada Juni 2020 tidak terlalu tinggi, lantaran konsumen baru mendapatkan pemasukan pada akhir bulan. Namun demikian, daya beli konsumen pada Juli 2020 tidak akan langsung membaik.
Pasalnya, konsumen akan mendahulukan untuk melunasi cicilan dan memenuhi kebutuhan pokok daripada membeli produk TPT. Dengan demikian, Jemmy meramalkan daya beli baru akan pulih pada kuartal IV/2020.
Baca Juga
"Saya pikir, kalau industrinya bergerak, bisa ada terasa [perbaikan] daya beli pada November-Desember. Perlu ada waktu [pemulihan]," katanya.
Jemmy sependapat bahwa penyebab utama perbaikan utilitas pada Juni 2020 adalah pelonggaran protokol pembatasan sosial berksala besar (PSBB).