Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahan Gas Negara Tbk. meneken letter of agreement (LoA) tahap tiga sebagai bagian implementasi Kepmen ESDM 89K/2020 dengan produsen gas hulu yang diselenggarakan oleh SKK Migas secara virtual.
Dalam perjanjian jual beli gas tersebut, PGN Grup menjadi salah satu pembeli dengan Kangean Energy Indonesia Ltd dan Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty Ltd yang berlaku sebagai penjual. Adapun, dengan ditekennya LoA tahap tiga itu, PGN telah menambah dokumen yang ditandatangani menjadi 7 dari total 14 dokumen LoA.
"Dari Kangean Energy Indonesia Ltd, PGN menyerap pasokan gas sebesar 31,3 BBTUD. Sementara, dari Ophir Indonesia [Madura Offshore] Pty Ltd, perseroan menyerap gas sebesar 15 BBTUD," kata Direktur Komersial PGN Faris Aziz, Jumat (26/6/2020).
Dia menambahkan, LoA kali ini menambah daftar produsen gas hulu untuk memasok kebutuhan gas pelanggan PGN di Jawa Timur. Perseroan terus mengupayakan agar pembahasan pada LoA pemasok hulu ke PGN diselesaikan tanpa kendala.
Pasalnya, penyelesaian persetujuan 14 dokumen LoA tersebut sangat penting untuk implementasi Kepmen ESDM 89K/2020.
“Secara keseluruhan, ada sekitar 50 pelanggan industri Jawa Timur yang menerima manfaat Kepmen ESDM 89K/2020 dengan alokasi gas sebesar 74,76 BBTUD,” katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, PGN dengan KKKS untuk wilayah kerja (WK) Madura Offshore telah melakukan penandatanganan LoA dengan pembelian volume gas yang disepakati sebesar 19 BBTUD. Adapun, gas yang diserap dari WK West Madura Offshore juga dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan gas industri di Jawa Timur.
Faris menuturkan, Jawa Timur termasuk wilayah dengan pemakaian gas bumi yang cukup tinggi. Untuk itu, pihaknya juga terus mengembangkan infrastuktur dan layanan gas bumi.
Hingga saat ini, pelanggan gas PGN di Jawa Timur telah mencapai lebih dari 72.500 pelanggan. Khusus pelanggan industri mencapai lebih dari 550 pelanggan.
Sementara itu, Direktur Utama PGN Suko Hartono menambahkan bahwa menjadi fokus utama perseroan untuk menjangkau wilayah-wilayah baru yang belum terakses infrastruktur gas bumi.
Menurut Suko, banyak wilayah-wilayah baru yang memiliki pusat-pusat industri di Jawa Timur sehingga sangat potensial untuk disokong kebutuhan energinya menggunakan gas bumi.