Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengingatkan seluruh lapisan masyatakat agar bersiap menghadapi tekanan resesi ekonomi akibat pandemi virus Corona (Covid-19).
"Saya mengingatkan agar kita semua bersiap-siap dan beradaptasi menghadapi resesi. Ekonomi kuartal II/2020 sudah pasti minus," katanya ketika dihubungi Bisnis, Kamis (25/6/2020).
Jika melihat indikator perekonomian sektor riil, seperti industri manufaktur dan bisnis retail, Enny mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 akan terkontraksi.
Perlambatan ekonomi tidak dapat dihindari karena terbatasnya aktivitas masyarakat akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada awal April hingga awal Juni.
Melihat situasi tersebut, Enny meminta pemerintah untuk mengubah strategi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya pendistribusian jaring pengamanan sosial atau bansos untuk 40 persen masyarakat dengan ekonomi terbawah.
"Struktur ekonomi Indonesia 56 persen itu dari konsumsi rumah tangga. Jika konsumsi minus, artinya kebijakan bansos enggak nendang sama sekali," ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramal jika skenario sangat buruk terjadi, maka ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga -3,1 persen pada kuartal II/2020.
Pemerintah sebenarnya memproyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif pada kuartal III/2020. Namun, Menkeu juga mempersiapkan skenario ekonomi Indonesia justru -1,6 persen sehingga menyebabkan resesi.