Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Indef: Masyarakat Harus Siap Hadapi Resesi Ekonomi

Jika melihat indikator perekonomian sektor riil, seperti industri manufaktur dan bisnis retail, Indef yakin pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 akan terkontraksi.
Warga berbelanja kebutuhan pangan dan rumah tangga di salah satu supermarket di Cimahi, Jawa Barat, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Rachman
Warga berbelanja kebutuhan pangan dan rumah tangga di salah satu supermarket di Cimahi, Jawa Barat, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengingatkan seluruh lapisan masyatakat agar bersiap menghadapi tekanan resesi ekonomi akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

"Saya mengingatkan agar kita semua bersiap-siap dan beradaptasi menghadapi resesi. Ekonomi kuartal II/2020 sudah pasti minus," katanya ketika dihubungi Bisnis, Kamis (25/6/2020).

Jika melihat indikator perekonomian sektor riil, seperti industri manufaktur dan bisnis retail, Enny mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 akan terkontraksi.

Perlambatan ekonomi tidak dapat dihindari karena terbatasnya aktivitas masyarakat akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada awal April hingga awal Juni.

Melihat situasi tersebut, Enny meminta pemerintah untuk mengubah strategi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya pendistribusian jaring pengamanan sosial atau bansos untuk 40 persen masyarakat dengan ekonomi terbawah.

"Struktur ekonomi Indonesia 56 persen itu dari konsumsi rumah tangga. Jika konsumsi minus, artinya kebijakan bansos enggak nendang sama sekali," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramal jika skenario sangat buruk terjadi, maka ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga -3,1 persen pada kuartal II/2020.

Pemerintah sebenarnya memproyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif pada kuartal III/2020. Namun, Menkeu juga mempersiapkan skenario ekonomi Indonesia justru -1,6 persen sehingga menyebabkan resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper