Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi China dikatakan kembali terkontraksi pada kuartal ini kendati ada sedikit perbaikan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Dalam laporan triwulanan berdasarkan survei terhadap lebih dari 3.300 perusahaan, CBB (China Beige Book) International mengatakan ekonomi China terkontraksi pada kuartal II/2020 dari tahun sebelumnya.
Metrik-metrik utama termasuk laba manufaktur, belanja modal dan volume penjualan ritel tetap pada level yang rendah secara historis dan hampir tidak membaik dari kondisi pada kuartal pertama.
Sektor ritel bernasib paling buruk, dengan pendapatan dan laba terus menurun tajam. Penurunan tajam dalam biaya kredit tampaknya tidak mendorong peritel yang kesulitan untuk meminjam, sehingga menandakan berlanjutnya kelesuan di sektor ini.
Sebaliknya, sektor manufaktur berekspansi di atas kuartal pertama dan sektor jasa menunjukkan kinerja terbaik.
Permintaan global yang lamban tetap menjadi hambatan utama pada pertumbuhan. Wilayah-wilayah yang lebih terbuka secara internasional berkinerja lebih buruk, sementara wilayah-wilayah pedalaman memperoleh dorongan dari rebound yang nyata dalam pesanan domestik.
Baca Juga
“Kembalinya ke kondisi pertumbuhan tidak berarti kembali pada apapun yang mendekati level pertumbuhan lama,” demikian menurut perusahaan itu dalam laporan triwulanannya tentang ekonomi China.
Laporan ini didasarkan pada 3.304 wawancara yang dilakukan di China mulai pertengahan Mei hingga pertengahan Juni. Ekonomi China terkontraksi 6,8 persen pada kuartal I/2020. Sementara itu, data produk domestik bruto (PDB) resmi untuk kuartal kedua akan dirilis pada 16 Juli.
"Sampai dan kecuali permintaan global pulih lebih kuat, perbaikan triwulanan yang bertahap akan menciptakan kontraksi untuk 2020 secara full year,” paparnya, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (23/6/2020).
Pandangan pesimistis itu kontras dengan pandangan sebagian besar ekonom dan pemerintah, yang memperkirakan ekonomi akan kembali tumbuh pada kuartal berjalan dan berekspansi tahun ini.
Data resmi terbaru menunjukkan ekonomi China terus keluar dari kemerosotan akibat pandemi virus corona (Covid-19) pada Mei, didorong oleh pemulihan industri di tengah permintaan konsumen yang lesu.