Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asumsi Makro 2021, Kementerian ESDM Usulkan ICP US$40 - US$50 per Barel

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa hingga Mei 2020, realisasi ICP mencapai US$40,36 per barel dengan outlook rata-rata di 2020 sebesar US$33 per barel.
GEDUNG KEMENTERIAN ESDM Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG KEMENTERIAN ESDM Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dalam Rancangan APBN 2021 sebesar US$40-US$50 per barel.

Asumsi tersebut turun dari ICP dalam APBN 2020 yang senilai US$63 per barel. Pergerakan ICP terpantau jauh lebih rendah dalam beberapa bulan terakhir ini dibandingkan rata-rata ICP dalam 2 tahun belakangan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa hingga Mei 2020, realisasi ICP mencapai US$40,36 per barel dengan outlook rata-rata di 2020 sebesar US$33 per barel.

Adapun rerata ICP Januari-16 Juni 2020 tercatat senilai US$39,45 per barel. Sedangkan rerata ICP Januari-Desember 2019 senilai US$62,37 per barel, sementara rerata ICP Januari-Desember 2019 senilai US$67,47 per barel.

"Pergerakan harga minyak dunia sangat sulit diduga. Berdasarkan proyeksi beberapa pihak harga minyak dunia 2021 diperkirakan pada kisaran US$42,63-US$47,88 per barel," ujar Arifin dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (22/6/2020).

Menurutnya, tekanan harga minyak tersebut dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemotongan produksi minyak oleh OPEC+ hingga Juli 2020. Di samping itu, harga minyak juga dipengaruhi oleh tekanan rendahnya transportasi yang belum dapat sepenuhnya pulih.

"Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka pemerintah mengusulkan asumsi ICP dalam RAPBN tahun anggaran 2021 sebesar US$40 sampai US$50 dolar per barel," kata Arifin.

Kemudian untuk lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam RABN 2021 diusulkan sebesar 1,762 juta hingga 1,91 juta barel setara minyak per hari (boepd).

Sementara itu, untuk volume Solar bersubsidi diusulkan sebesar 15,31 juta-15,80 juta kiloliter (kl).

Sedangkan untuk subsidi tetap minyak Solar diusulkan sebesar Rp500 per liter. Subsidi ini turun dibandingkan APBN 2020 yang ditetapkan sebesar Rp1.000 per liter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper