Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkuat Kinerja Operasional, PGN Terapkan 7 Program Gasifikasi Nasional

Direktur Utama PGN, Suko Hartono mengatakan bahwa skenario tersebut untuk memperkuat kinerja operasional dan merupakan langkah menuju aggregator gas nasional untuk melayani kebutuhan gas bumi secara terintegrasi.
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. menerapkan 7 program gasifikasi nasional yang disebut dengan sapta PGN.

Direktur Utama PGN, Suko Hartono mengatakan bahwa skenario tersebut untuk memperkuat kinerja operasional dan merupakan langkah menuju aggregator gas nasional untuk melayani kebutuhan gas bumi secara terintegrasi.

Tujuh program sapta PGN yakni layanan gas bumi untuk kebutuhan gas bumi rumah tangga, layanan gas bumi untuk kebutuhan gas bumi industri strategis, layanan gas bumi untuk kebutuhan sektor kelistrikan, layanan gas bumi untuk kebutuhan komersial dan industri umum.

Selanjutnya, layanan gas bumi untuk kebutuhan transportasi laut, layanan gas bumi untuk kebutuhan trasnportasi darat, layanan energi baik PGN dalam mendukung program energi bersih terbarukan dan ramah lingkungan.

Suko mengatakan, sebagai bagian dari sub holding gas Pertamina saat ini berkomitmen tetap melanjutkan pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas bumi dalam rangka merealisasikan peran sebagai penyangga atau agregator gas bumi nasional. 

Hal tersebut terlihat dari pengelolaan 96 persen infrastruktur gas bumi dan 92 persen pangsa pasar kegiatan niaga gas bumi.

Selain itu, PGN telah melayani lebih dari 390.400 pelanggan di berbagai wilayah dari Aceh sampai Papua dengan panjang pipa lebih dari 10.100 km, infrastruktur LNG dan regasifikasi, infrastruktur CNG dan moda transportasi gas lainnya.

Dia menambahkan, PGN akan terus menguatkan bisnis inti yaitu distribusi dan transmisi gas bumi untuk menjaga dengan kondisi yang stabil.

"Inovasi pada produk gas bumi menjadi pekerjaan utama PGN, agar gas bumi tidak hanya sebagai komoditas, namun juga sebagai nilai tambah pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan multiplier effect dari pemanfaatan gas sektor hilir,” jelasnya dalam keterangan resminya pada  Selasa, (16/06/2020).

Dalam visi misi perseroan yang baru, kata Suko, PGN menambah misi baru perseroan yaitu hilirisasi industri petrokimia berbasis pemanfaatan gas bumi melalui pengusahaan gas dari sumber gas bumi maupun LNG.

PGN akan berkolaborasi dengan perusahaan berskala nasional dan global guna pemanfaatan gas bumi pada turunan bisnis hilir gas, seperti seperti industri petrochemical dan methanol.

Menurut dia, hilirisasi gas bumi akan mendorong nilai tambah dan manfaat gas bumi nasional untuk meningkatkan valuasi keekonomian.

Berdasarkan portofolio yang dimiliki saat ini dan rencana ke depan, PGN diharapkan dapat semakin fokus dan menjalankan perannya secara terintegrasi dan holistik sebagai koordinator dan integrator pengelolaan bisnis niaga gas domestik meliputi penyediaan, pengelolaan, dan komersialisasi produk gas.

PGN dan peran subholding gas saat ini telah melakukan pengelolaan infrastruktur gas bumi secara terintegrasi, serta melaksanakan seluruh kegiatan dalam proses bisnis hilir gas bumi mulai dari pengadaan pasokan gas bumi baik dari sumber domestik maupun internasional.

Produksi gas bumi di Indonesia dari tahun 2015-2017 rata-rata adalah 2,9 tcf per tahun. Sekitar 60 persen dari produksi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sementara itu, selebih diekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa.

Berdasarkan data dari BP Energy Oulook 2019, reserve to production ratio untuk cadangan gas bumi Indonesia cukup untuk periode 37,7 tahun. Kemampuan produksi gas bumi Indonesia sebesar 73,2 mfc, sedangkan laju konsumsi gas bumi Indonesia per tahun sebesar 39,0 mfc. Kondisi tersebut, masih jauh di bawah kemampuan produksi gas bumi Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper