Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau proyek rehabilitasi jaringan irigasi dan lahan potensial untuk lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah.
Adapun, lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020 - 2024.
Basuki menuturkan tinjauannya ke Kalteng menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo yang telah memilih Kalteng sebagai kawasan food estate atau pusat pengembangan tanaman pangan di luar Pulau Jawa.
Sebelumnya, ada beberapa alternatif lokasi untuk program lumbung pangan ini yaitu Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Merauke.
"Menurut saya Kalteng merupakan pilihan yang tepat, karena sudah ada jaringan irigasi, petani, hingga sistem pendukung produksi pertanian yang baik ," kata Basuki melalui siaran pers, Minggu (14/6/2020).
Dari 165.000 hektare lahan potensial tersebut, seluas 85.500 hektare merupakan lahan fungsional yang sudah digunakan untuk berproduksi setiap tahunnya.
Baca Juga
Sementara itu, untuk 79.500 hektare sisanya sudah berupa semak belukar sehingga perlu dilakukan pembersihan tanpa perlu dilakukan cetak sawah kembali dan peningkatan irigasi.
Kementerian PUPR mengungkapkan khusus untuk peningkatan irigasi, diperkiraan kebutuhan anggaran sebesar Rp1,9 triliun untuk tahun 2021 dan 2022.
Adapun, dari 85.500 hektare lahan fungsional, ada sekitar 28.300 hektare yang kondisi irigasinya baik, sedangkan untuk 57.200 hektare lahan lainnya diperlukan rehabilitasi jaringan irigasi dengan perkiraan kebutuhan anggaran Rp1,05 triliun.
Rehabilitasi ini dikerjakan secara bertahap mulai dari tahun 2020 - 2022 dengan rincian pada tahun ini seluas 1.210 hektare senilai Rp73 miliar, pada 2021 seluas 33.335 hektare senilai Rp484,3 miliar, dan pada 2022 seluas 22.655 senilai Rp497,2 miliar.
Kegiatan rehabilitasi irigasi pada Tahun Anggaran 2020 meliputi empat kegiatan fisik yakni rehabilitasi seluas 1.210 hektare dengan anggaran Rp26 miliar dan dua kegiatan perencanaan seluas 164.595 hektare dengan anggaran Rp47 miliar.
Kegiatan fisik meliputi peninggian tanggul, pembuatan pintu air dan pengerukan saluran di daerah irigasi atau DI Rawa Tahai seluas 215 hektare senilai Rp9,8 miliar yang kontaknya telah dimulai pada 28 Mei 2020.
Kemudian, DI Tambak Sei Teras seluas 195 hektare senilai Rp4,1 miliar dengan progres 29,1 persen. Selanjutnya, DI Tambak Bahaur seluas 240 hektare senilai Rp3,9 miliar dengan progres 27,2 persen dan DI Rawa Belanti seluas 560 hektare senilai Rp8,2 miliar.
"Targetnya dalam 2 tahun seluruh saluran irigasi dalam kawasan aluvial seluas 165.000 ha sudah bisa direhabilitasi dan ditingkatkan, agar bisa dioptimalkan produksi pertaniannya," kata Basuki.