Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang properti menyatakan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta dan fase kenormalan baru di sejumlah daerah tidak serta merta membuat pasar apartemen kembali bergairah.
Subsektor apartemen tak luput dari dampak besar virus corona baru atau Covid-19 mengingat aktivitas pemasaran terbatas sehingga penjualan anjlok seketika. Selain itu, investor yang masih cenderung memasang sikap melihat dan menunggu (wait and see).
Senior Director Ciputra Group Artadinata Djangkar belum bisa memprediksi apakah pasar apartemen segera pulih dari keterpurukan dalam beberapa waktu ke depan.
"Saya rasa terlepas apakah PSBB atau PSBB transisi, selama pandemi Covid-19 masih ada, minat untuk membeli properti turun drastis," katanya pada Bisnis, Jumat (12/6/2020).
Pernyataan tersebut setidaknya terlihat berdasarkan data raihan pendapatan Ciputra Group selama kuartal pertama tahun ini yang mencapai Rp1,1 triliun. Pasar apartemen hanya menyumbang 2 persen ke total raihan pendapatan perusahaan berkode saham CTRA tersebut.
Namun demikian, Artadinata menyatakan bahwa pihaknya senantiasa untuk terus menggenjot penjualan melalui sarana digital. Pemulihan pasar apartemen juga tergantung dari strategi apa yang diterapkan pengembang.
Baca Juga
Selain itu, belakangan ini pihaknya juga aktif melakukan webinar baik secara internal maupun melalui agen pemasaran untuk menjaring para pembeli. Hanya saja, dia tidak bisa menebak-nebak hasilnya.
"Masih terlalu dini untuk disimpulkan hasilnya. Juga perubahan preferensi calon konsumen, aspek teknis dan sebagainya masih terlalu dini untuk diprediksi," kata dia.
Sementara itu, akibat dari adanya Covid-19 dan PSBB, Ciputra terpaksa menunda peluncuran proyek apartemen Citra Landmark di Jakarta Timur, yang sedianya dilakukan pada April lalu. Dia mengaku belum tahu pasti kapan proyek itu mulai bakal diluncurkan.
Serupa, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk. (DILD) Archied Noto Pradono belum bisa memprediksi bagaimana kinerja pasar apartemen ke depan. Meski begitu, dia berharap pasar ini lambat laun bisa pulih seiring dengan adanya PSBB transisi.
Apalagi, dia menyatakan bahwa pasar apartemen tercatat paling negatif di antara semua segmen Intiland disusul oleh penjualan lahan kawasan industri.
"Harapan kita berangsur pulih. Akan tetapi, korelasi pasar apartemen dengan adanya PSBB transisi ini kita masih amati," tuturnya.
Adapun, dari pendapatan Intiland yang mencapai Rp830,6 miliar sepanjang kuartal I/2020, kontribusi yang berasal dari proyek mixed-use dan segmen high rise mencapai Rp455,1 miliar atau turun sebesar 13 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp523,4 miliar.
Kontribusi tersebut berasal dari proyek Graha Golf dan The Rosebay di Surabaya, Aeropolis di Tangerang dan Regatta di Jakarta.