Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartanto memprediksi Indonesia membutuhkan sebanyak 340 juta vaksin virus Corona (Covid-19).
"Masyarakat Indonesia yang butuh vaksin Covid-19 di atas 100 juta. Kalau kita kali dua [shots], maka total kebutuhan vaksin mencapai 340 juta vaksin," katanya saat diskusi virtual dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dengan tema 'Menavigasi New Normal', Selasa (9/8/2020).
Ketua Umum Partai Golkar tersebut mengatakan masalah pandemi Covid-19, termasuk dampaknya terhadap perekonomian nasional dan dunia, akan selesai jika antivirus atau vaksin ditemukan.
Karena itu, Airlangga sudah mengontak beberapa negara-negara sahabat untuk bekerja sama untuk mendapat akses lalu memproduksi vaksin Covid-19.
"Saat World Economic Forum, saya minta agar intelektual property rights vaksin Covid-19 bisa direlaksasi. Tujuannya agar negara-negara dapat melakukan co-production dan mendistribusikan dalam jumlah besar," imbuhnya.
Ada tiga negara yang dibidik pemerintah untuk menjadi mitra produsen saat vaksin Covid-19 sudah ditemukan, yaitu Korea Selatan, Perancis, dan Denmark.
Apalagi, dia mengungkapkan Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan agar mengutamakan kerja sama dengan negara yang penduduknya relatif lebih sedikit dibanding Indonesia.
"Kita enggak bisa gandeng China atau India karena mereka pasti akan memikirkan kebutuhan di dalam negeri. Makanya, kami dorong BUMN atau perusahaan lain bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan," ungkapnya.
Seperti diketahui, sejumlah negara sedang mengembangkan vaksin dan obat untuk mencegah dan menekan laju kematian akibat virus Corona atau Covid-19. Ada yang menunjukkan hasil signifikan, ada pula yang gagal dalam tahap uji coba.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui ada 7 hingga 8 pelopor vaksin yang potensial. Namun mereka menekankan pengembangan vaksin yang efektif dan cocok untuk manusia dipercepat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa walaupun para ahli dan peneliti medis bekerja dengan kecepatan sangat tinggi untuk mengembangkan vaksin, biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk vaksin dikembangkan.