Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Produk RI Ini Punya Prospek Ekspor Menjanjikan

Indonesia dinilai dapat memanfaatkan potensi pasar global di sektor pangan dan alat kesehatan untuk memacu ekspor pada semester II/2020.
Kopi Arabika, salah satu komoditas ekspor nonmigas andalan. /Antara
Kopi Arabika, salah satu komoditas ekspor nonmigas andalan. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Produk pangan, obat-obatan dan alat kesehatan dinilai menjadi produk yang dapat digenjot ekspornya oleh Indonesia pada semester II/2020.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani mengatakan, peluang ekspor dari komoditas utama Indonesia berada pada produk pangan mengingat permintaan global hanya akan mengarah pada produk tersebut serta pada alat kesehatan dan obat-obatan.

Adapun pada produk manufaktur, Shinta mengatakan performa Indonesia terganjal oleh daya saing seiring kembalinya China dalam rantai pasok global usai perekonomian Negeri Panda terkontraksi selama kuartal I/2020 akibat kebijakan karantina wilayah.

"Produk ekspor nasional, khususnya komoditas ekspor manufaktur akan lebih sulit bersaing di pasar global karena China sudah kembali hadir sebagai pesaing utama," ujarnya, Senin (8/6/2020).

Selain itu, terdapat pula kekhawatiran bahwa aktivitas ekspor China bakal diikuti dengan aksi dumping. Langkah itu diperkirakan akan diambil China sebagai upaya untuk mengompensasi aktivitas ekspor yang terganggu selama penanganan Covid-19 yang terjadi selama kuartal I/2020.

Sebelumnya, hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Dia menilai Indonesia dapat memanfaatkan kelebihan alamnya sebagai negara pemasok produk pangan. Di sisi lain, kondisi Indonesia yang sedang mengalami surplus produksi sejumlah alat kesehatan seperti alat pelindung diri dan masker.

“Kita bisa memanfaatkan produk alam kita untuk mengekspor komoditas pangan terutama olahan. Pasar global di sektor ini cukup menjajikan seperti kopi, coklat dan produk olahannya. Di sisi lain kita juga bisa memanfaatkan ekspor APD dan masker ke negara-negara yang masih membutuhkan,” ujarnya kepada Bisnis,  belum lama ini.  

Seperti diketahui, ekspor komoditas nonmigas utama Indonesia masih dibayangi ketidakpastian di tengah pandemi Covid-19. Kendati demikian, sebagian komoditas diperkirakan dapat tetap tumbuh dengan menangkap peluang dibukanya kembali aktivitas ekonomi di sejumlah negara.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, komoditas nonmigas utama tersebut mencakup minyak sawit mentah atau crude palm oil beserta turunannya, tekstil dan produk tekstil (TPT), barang elektronik, karet dan produk karet, furnitur, alas kaki, otomotif dan bagiannya, udang, kakao, serta kopi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa nilai ekspor 10 komoditas tersebut cenderung naik selama Januari–April 2020 dibandingkan periode yang sama pada 2019. Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor sejumlah produk pertanian seperti kakao dan sawit. Sementara penurunan signifikan terjadi pada produk manufaktur seperti tekstil dan otomotif.

Kementerian Perdagangan sendiri menetapkan target progresif untuk ekspor nonmigas pada 2020. Sempat mengalami penurunan sebesar 4,82 persen pada 2019 dengan nilai akumulatif sebesar US$154,99 miliar, Kemendag mematok ekspor selama 2020–2024 dapat tumbuh di kisaran 5,2–9,8 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper