Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang New Normal, Ini Persiapan Pengusaha Hotel dan Restoran

Kalangan pengusaha bersiap-siap menghadapi saat diberlakukannya new normal di Indonesia. Protokol kesehatan menjadi hal yang tidak dilupakan.
Ilustrasi-Warga duduk di restoran sebelum jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Kota Makati, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca
Ilustrasi-Warga duduk di restoran sebelum jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Kota Makati, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha siap menyambut new normal dengan menggerakkan kembali ekonomi tanpa mengabaikan protokol kesehatan.

Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan saat ini hotel dan restoran siap menjalankan new normal, terutama restoran yang telah melakukan persiapan sesuai protokol yang ada. Asoasiasi bahkan telah mengeluarkan protokol kesehatan detail agar menekan penyebaran Covid-19.

Misalnya, untuk karyawan akan diawasi kondisi kesehatan. Sementara itu, untuk tamu, akan dilakukan pengecekan suhu tubuh sesuai standar kesehatan dan membersihkan tangan dengan hand sanitizer.

Begitu juga dengan prasmanan di hotel maupun layanam spa yang pengaturannya masih berproses.

"Kita sudah keluarkan protokol detail yang menjadi guidance, hotel memang tetap buka selama pandemi tetapi karena PSBB tidak ada aktivitas di luar rumah akhirnya kita tutup. New normal ini kita jalankan bisnis kembali," katanya, Jumat (6/6/2020).

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan industri makanan dan minuman menjadi salah satu industri yang diamanatkan untuk tetap dapat beroperasi di tengah pandemi.

Industri makanan dan minuman dapat melakukan operasi dan mobilisasi selama pembatasan sosial berskala besar (PSSB) sesuai dengan izin dari kementerian perindustrian.

Meskipun masih bisa beroperasi di tengah PSBB, pihaknya mengkhawatirkan jika PSBB berlangsung lebih lama sehingga ekonomi tidak kunjung berjalan normal.

"Kita harus realistis tidak bisa berhenti lama, perlu pembukaan bertahap untuk membuka ekonomi. Ekonomi tidak bisa berhenti karena income tergantung dengan kondisi ekonomi, ini juga bisa berpotensi meningkatkan jumlah masyarakat miskin baru," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper