Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan London, Ini Lokasi yang Diburu Pencari Rumah di Inggris

Para pencari rumah di Inggris kembali melakukan perburuan
Seorang lelaki menyeberangi sebuah jalan di London, Inggris, berlatar belakang deretan properti residensial./Bloomberg/Hollie Adams
Seorang lelaki menyeberangi sebuah jalan di London, Inggris, berlatar belakang deretan properti residensial./Bloomberg/Hollie Adams

Bisnis.com, JAKARTA— Para pencari rumah di Inggris kembali berburu. Namun, bukan London yang dipilih. 

Dikutip dari Bloomberg, Rabu (27/5/2020), setelah karantina wilayah dicabut dari industri properti, para pencari rumah di Inggris kembali berburu. Lokasi yang menjadi rebutan yakni kota di pesisir selatan seperti Southampton dan Portsmouth.

Hunian di dua kota tersebut mencatat kenaikan permintaan hingga 40 persen lebih tinggi. Hal itu tak terjadi di London yang masih mencatatkan penurunan permintaan sebesar 14 persen dibandingkan masa sebelum pandemi virus corona yakni Februari.

Adapun, secara total, permintaan secara total yang tercatat oleh portal properti Zoopla Ltd, yakni sebesar 20 persen dalam dua pekan terakhir dibandingkan dengan kondisi pada Maret.

Rebound di London kurang terdengar dibandingkan dengan kota-kota lainnya dan bisa mencerminkan porsi permintaan baru di luar London,” ujar laporan tersebut.

Cerminan permintaan tersebut dianggap sebagai imbas penerapan karantina wilayah bahwa masyarakat ingin tinggal di pinggir kota. Mengingat, jutaan pekerja terjebak di London dan bekerja di kamar dan ruang tamunya.

CEO Barclays Plc Jes Staley mengatakan kantor pusat dibangun untuk mengumpulkan karyawan bukanlah hal yang lazim di masa depan. Sementara itu, Chairman Standard Chartered Plc Jose Vinals mempertimbangkan ulang apakah seluruh pekerja harus berada di kantor selamanya.

Kendati demikian, baik perusahaan maupun pencari hunian akan tergantung pada perlambatan ekonomi yang akan muncul. Portal properti Zoopla pun sulit menghubungkan antara rebound di pasar properti degan kenaikan tajam pada angka pengangguran dan kontraksi ekonomi.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper