Bisnis.com, JAKARTA – Kuota kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sebelumnya dikhawatirkan habis pada April 2020 ternyata masih bersisa. Virus corona turut mempengaruhi serapan kredit bersubsidi tersebut.
Hingga kini Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) mencatat baru separuh dana FLPP yang disalurkan.
Menjelang libur menyambut Hari Raya Idulfitri, PPDPP Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyalurkan 51 persen dana FLPP dari target yang ditetapkan pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Tercatat, realisasi per Rabu (20/5/2020) sebanyak 52.284 unit senilai Rp5,27 triliun. Penyaluran ini setara dengan 51,01 persen dari total target yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu senilai Rp11 triliun untuk 102.500 unit rumah. Adapun, jika ditotal, penyaluran FLPP dari 2010 - 2020 mencapai Rp49,64 triliun untuk 707.886 unit.
Dari realisasi yang ada, Bank BTN sebagai bank pelaksana dengan penyaluran tertinggi sebanyak 30.939 unit, disusul oleh Bank BNI sebanyak 5.739 unit.
Selanjutnya, posisi ketiga ditempati oleh Bank BTN Syariah sebanyak 3.089 unit, BRI Syariah sebanyak 2.530, Bank BJB sebanyak 1.576 unit dan posisi keenam ditempati oleh Bank Artha Graha sebanyak 921 unit.
Baca Juga
Saat ini, dana FLPP disalurkan oleh 41 Bank Pelaksana, yang terdiri dari lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dua bank nasional syariah, tiga bank swasta nasional, dan 31 Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin mengatakan, selama melaksanakan kerja dari rumah (Work From Home/WFH) sejak 19 Maret hingga kini, penyaluran dana FLPP tidak mengalami hambatan yang berarti.
“Pencairan tetap berjalan lancar. Bahkan layanan pencairan paling lama tiga hari bisa dilakukan hanya dalam satu hari bahkan dalam hitungan jam,” ungkapnya melalui keterangan resmi, Kamis (21/5/2020).
Selain itu, dari sisi verifikasi data tagihan dana FLPP yang masuk dari bank pelaksana, terhitung dari Januari hingga Mei 2020, rata-rata mencapai 471 unit per hari senilai Rp48 miliar.
“Verifikasi data tertinggi pernah mencapai 2.475 unit dalam sehari pada 17 April lalu,” imbuh Arief.
Sementara itu, jika melihat data dari aplikasi SiKasep, data per Rabu (20/5/2020) menunjukkan terdapat 180.123 calon debitur yang mengakses aplikasi ini, 28.599 calon debitur yang belum mengajukan subsidi checking, 58.424 calon debitur telah lolos subsidi checking.
Adapun, 664 dinyatakan tidak lolos subsidi checking dan 51.177 calon debitur dalam proses verifikasi bank pelaksana.