Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Konstruksi Bisa Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Usai Covid-19

Sektor konstruksi memiliki sekitar 10 juta tenaga kerja dan menjadi salah satu penyumbang produk domestik regional bruto yang cukup besar.
Pekerja beraktifitas di proyek LRT Jabodetabek di Jakarta, Rabu (18/3/2020). Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) belum berencana melakukan moratorium atau menghentikan sementara pekerjaan proyek konstruksi yang padat karya meski jumlah kasus virus corona atau Covid-19 terus meningkat. PUPR masih menyusun protokol khusus proyek konstruksi dan akan segera diterbitkan. Bisnis/Abdurachman
Pekerja beraktifitas di proyek LRT Jabodetabek di Jakarta, Rabu (18/3/2020). Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) belum berencana melakukan moratorium atau menghentikan sementara pekerjaan proyek konstruksi yang padat karya meski jumlah kasus virus corona atau Covid-19 terus meningkat. PUPR masih menyusun protokol khusus proyek konstruksi dan akan segera diterbitkan. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Ikatan Nasional Konsultan Indonesia meyakini sektor konstruksi dapat menjadi lokomotif dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.

Ketua Umum DPN Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Peter Frans mengatakan sektor konstruksi termasuk di dalamnya kontraktor dan konsultan dapat menjadi motor utama atau lokomotif pemulihan industri.

Hal ini dapat dicapai dengan catatan sektor konstruksi tetap berjalan atau tidak berhenti di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, meskipun termasuk dalam sektor yang dikecualikan, kondisi di lapangan ada pekerjaan konstruksi yang terhenti.

"Ini yang menjadi kegelisahan saya, konsultan bagian dari konstruksi mengambil langkah untuk memulihkan industri ini, menjadi motor, saya pikir konstruksi bisa jadi lokomotif, jika konstruksi jalan, akan ada multiplier effect," jelasnya melalui konferensi video, Kamis (14/5/2020).

Lebih lanjut, Peter menambahkan bahwa sektor konstruksi memiliki sekitar 10 juta tenaga kerja dan menjadi salah satu penyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) yang cukup besar.

Jika mengutip publikasi Badan Pusat Statistik, Konstruksi dalam Angka 2019, peran sektor konstruksi terhadap perekonomian Indonesia terlihat dari persentase terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 10,60 persen pada triwulan III/2019.

Oleh karena itu, katanya, seharusnya sektor konstruksi bisa tetap berjalan untuk menjaga keberlangsungan industri. "Konstruksi paling cepat bangkit pada era pandemi ini."

Di sisi lain, Peter juga mengapresiasi stimulus yang diberikan melalui peraturan Menteri Keuangan (PMK) berupa pengurangan pajak. Namun, menurutnya, sektor konstruksi perlu stimulus lagi.

"Menurut saya, kalau ditanya konstruksi ya, PPh [pajak penghasilan] perorangan pada masa Covid-19 dihilangkan, PPh 21 untuk tenaga kerja konstruksi, kalau stimulus ke perusahaan kan tidak mungkin. Jadi, ke orang. Jadi, pajak badan dan personel harus dikurangi," jelasnya.

Sementara itu, Bendahara Umum Inkindo Kasim Kasmin mengatakan bahwa dampak Covid-19 sangat dirasakan di sektor konstruksi.

Dia mengungkapkan bahwa sebagai pelaku usaha, pihaknya kemungkinan terpaksa merumahkan sebagian karyawan bulan depan karena omzet yang menurun hingga 50 persen pada bulan ini.

"Kepastian pembayaran sangat memengaruhi, kejelasan kegiatan mana yang akan dipotong, beban yang seharusnya diringankan dengan relaksasi itu juga belum ada kejelasan, sangat miris, di daerah juga lebih parah lagi karena tidak jalan," jelasnya.

Menurutnya, lebih kurang 70 persen anggota Inkindo yang sekitar 5.000 akan mengalami kesulitan sebagai dampak Covid-19. Oleh karena itu, ujarnya, diperlukan kebijakan yang tepat.

Saat ini, Inkindo yang merupakan asosiasi perusahaan jasa konsultan yang berdiri sejak 4 dekade lebih itu memiliki 6.252 anggota perusahaan jasa konsultan nasional dan 120 perusahaan afiliasi/asing yang tersebar di 34 provinsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper