Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Kuartal II Diprediksi Minus, Ekonom: Bunga Acuan Bisa Dipangkas Lagi

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,97 persen yoy pada kuartal I/2020.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/Istimewa
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 akan mengalami kontraksi.

Wisnu mengatakan penggerak pertumbuhan pada kuartal I/2020 ini menunjukkan perlambatan pada seluruh sektor produksi, meski penurunan impor dapat membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sementara dari sisi produksi, kendaraan otomotif masih tercatat tumbuh 4,22 persen yoy, sedangkan semen kontraksi -4,16 persen yoy.

Menurut Wisnu, kedua sektor yang mengalami kontraksi tersebut dapat menjaga inflasi tetap terkendali, tetapi hal ini menunjukkan berlanjutnya pelemahan permintaan domestik ke depan.

Meski demikian, Wisnu menyampaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 yang diprediksi akan negatif, bisa menjadi alasan bagi bank sentral untuk kembali memangkas suku bunga acuan.

"Kami terus mengharapkan penurunan suku bunga 2 kali 25 basis poin tahun ini," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/5/2020).

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,97 persen yoy pada kuartal I/2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 tersebut jauh dari prediksi awal dan merupakan pertumbuhan yang terendah sejak kuartal IV/2001.

"Pertumbuhan ekonomi 2,97 persen ini jauh dari perkiraan, tapi tidak bisa dibandingkan karena situasi sekarang berbeda," katanya, Selasa (5/5/2020).

Dia juga menyampaikan, kondisi perlambatan ini tidak hanya dialami oleh Indonesia. Sejumlah negara juga mengalami kontraksi ekonomi akibat menerapkan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Suhariyanto menuturkan salah satu komponen yang mengalami perlambatan pertumbuhan cukup tajam adalah konsumsi rumah tangga, yang hanya tumbuh 2,84 persen, dibandingkan dengan kuartal IV/2019 sebesar 5,02 persen.

Dari seluruh komponen konsumsi rumah tangga, sektor pengeluaran yang masih mengalami pertumbuhan antara lain komponen perumahan, perlengkapan rumah tangga, dan kesehatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper