Bisnis.com, JAKARTA — PT Ciputra Development Tbk. kemungkinan besar merevisi rencana awal dalam proyeksi pembelian lahan pada tahun ini menyusul ketidakpastian perekonomian akibat virus corona atau Covid-19.
Head of Investor Relations and Corporate Finance PT Ciputra Development Tbk. Aditya Ciputra mengatakan bahwa perseroan saat ini lebih fokus untuk mengutamakan likuiditas perusahaan.
"Di tengah ketidakpastian sekarang, kami sedang mengutamakan likuiditas perusahaan sehingga aktivitas capex [capital expenditure] seperti untuk penambahan landbank untuk sementara kami akan tunda atau kurangi," ujar Aditya kepada Bisnis, Selasa (5/4/2020).
Sepanjang tahun ini, perusahaan dengan kode saham CTRA itu mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1,5 triliun yang sebagian dananya diperuntukan pembelian lahan.
Aditya menyatakan bahwa sejauh ini total cadangan lahan (landbank) yang masih dimiliki perusahaan secara kepemilikan langsung mencapai 2.341 hektare.
Cadangan lahan itu tersebar di sejumlah proyek yang sudah ada seperti di Tangerang, Jakarta, Surabaya, Sidoarjo, Lampung, Palembang, Pekanbaru dan Jambi.
Baca Juga
Dalam pengembangan ke depan, CTRA juga melakukan aksi kerja sama operasi (KSO) dengan pemilik tanah. Total cadangan lahan dengan skema tersebut mencapai 4.304 hektare.
Perinciannya, Jabodetabek seluas 126 hektare; Surabaya dan sekitarnya 617 hektare; Yogyakarta, Cilegon, Semarang, dan lain-lain 1.583 hektare; Sumatra 804 hektare; Kalimantan 685 hektare; dan Sulawesi 488 hektare.
Di sisi lain, dia belum dapat memerinci berapa total lahan yang sudah diakuisisi CTRA selama kuartal I/2020 atau pada saat virus corona belum merebak seperti saat ini.
"Untuk angka pastinya harus menunggu laporan keuangan kuartal/I 2020 dan kami belum keluarkan," katanya.
Ciputra masuk ke dalam lima pengembang properti dengan aset dan cadangan lahan terbesar di Tanah Air. Perusahaan yang memiliki banyak portofolio properti itu memiliki nilai aset Rp36,20 triliun.