Bisnis.com, JAKARTA — PT Ciputra Development Tbk. masih menahan diri untuk tidak melakukan revisi target prapenjualan atau marketing sales sepanjang tahun ini meskipun diadang ketidakpastian ekonomi.
Ciputra masih mempertahankan nilai prapenjualan senilai Rp6,7 triliun tahun ini yang ditargetkan dari beberapa produk andalannya termasuk penopang terbesar berupa segmen residensial.
Sekretaris Perusahaan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) Tulus Santoso mengatakan bahwa pihaknya belum akan merevisi target prapenjualan meskipun masih dibayangi ketidakpastian ekonomi akibat virus corona baru atau Covid-19.
"Kami belum [revisi target, tetapi prediksinya masih sulit karena ketidakpastian yang masih tinggi," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (28/4/2020).
Pada kuartal I/2020, Ciputra berhasil membukukan Rp1,1 triliun atau tumbuh 2 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kontributor utama prapenjualan masih ditopang oleh produk-produk rumah tapak, sedangkan produk perkantoran dan apartemen masing-masing hanya menyumbang 4 persen dan 2 persen ke total raihan pendapatan.
Baca Juga
Beberapa proyek yang mendorong prapenjualan Ciputra sebagian besar dari proyek di Jakarta, Surabaya, Tangerang, Medan, dan Bogor berupa Citra Sentul Raya.
Tulus mengatakan bahwa pihaknya juga belum yakin bahwa target prapenjualan tahun ini akan tercapai sepenuhnya.
Sepanjang 2019, Ciputra berhasil mencatatkan prapenjualan sebesar Rp6,1 triliun. Tahun ini, Ciputra juga telah menyiapkan belanja modal Rp1,5 triliun.
"Tidak yakin [tercapai target], tapi kalau ditanya revisi belum bisa hitung, karena faktor ketidakpastian yang masih tinggi," tuturnya.
Ciputra masuk ke dalam lima pengembang properti dengan aset terbesar di Tanah Air. Perusahaan yang memiliki banyak portofolio properti itu memiliki nilai aset Rp36,2 triliun.