Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memperkirakan kinerja industri manufaktur masih akan mengalami tekanan hingga akhir tahun 2020.
Proyeksi tersebut berdasarkan purchasing managers' index (PMI) Indonesia yang tercatat menurun ke level 27,5 pada April 2020 dari 45,3 pada Maret 2020.
Menurutnya, langkah kongkret yang dapat dilakukan pemerintah saat ini untuk menopang keberlangsungan dunia usaha dari dampak wabah Covid-19 yaitu memperbesar stimulus fiskal.
"PMI akan cenderung menurun. Level terendahnya kemungkinan di akhir semester II/2020. Langkah kongkrit untuk membantu industri ditengah pandemi, perbesar stimulus fiskal dari 2,5 persen PDB menjadi 10 persen," katanya, Senin (4/5/2020).
Selain itu, menurut Bhima pemerintah juga dapat mendukung dunia usaha dengan meringankan beban operasional, yaitu memberikan diskon tarif listrik bagi sektor padat karya dan cepat menyesuaikan harga BBM.
Jaring pengaman sosial dalam bentuk bantuan langsung tunai atau BLT kepada kelas menengah rentan miskin diniali juga perlu ditambah.
Baca Juga
Di samping itu, Bhima menambahkan Pemerintah juga perlu membantu market intelligences untuk percepatan pembukaan pasar baru khususnya di negara yang sudah melonggarkan lockdown atau physical distancing. Dengan begitu, kinerja industri manufaktur kedepan tidak akan begitu terpuruk.