Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Manufaktur Terendah Sepanjang Masa, Ekonom : Fokus Saat Ini Bertahan Hidup

Per April 2020, Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia menurun ke level 27,5 dari 45,3 pada Maret 2020. PMI tersebut merupakan level terendah sepanjang masa.
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan aktivitas industri pengolahan diperkirakan masih akan terus berlanjut, tergantung pada lamanya penanaganan wabah Covid-19.

Sebagai gambaran, per April 2020, purchasing managers' index (PMI) Indonesia menurun ke level 27,5 dari 45,3 pada Maret 2020. PMI tersebut merupakan level terendah sepanjang masa.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan dalam kondisi saat ini dengan adanya pembatasan aktivias ekonomi dan peberhentian operai pabrik-pabrik, PMI sudah pasti akan menurun.

Menurutnya, penurunan tersebut wajar terjadi dan tidak terelakkan. Pemerintah pun dinilai tidak bisa menggenjot manufaktur selama wabah Covid-19 masih berlangsung.

"Yang harus dilakukan pemerintah adalah memastikan bahwa wabah cepat berlalu dan perusahaan manufaktur tidak collapse karena kesulitan likuiditas. Sekarang ini fokus Kita semua adalah bertahan hidup, bukan menggenjot manufaktur," katanya, Senin (4/5/2020).

Piter memperkirakan tren penurunan PMI masih akan berjanjut hingga perkiraan puncak Covid-19 pada Juni 2020.

"Mei Juni diyakini akan menjadi puncak wabah covid-19, PMI berpotensi lebih rendah lagi," tuturnya.

Piter menambahkan, saat ini yang perlu dilakukan pemerintah adalah meningkatkan daya tahan dunia usaha dengan menahan penurunan kinerja. Salah satunya, yaitu memberikan pinjaman likuiditas bagi dunia usaha.

Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penurunan PMI tersebut merupakan puncak perburukan industri sektor manufaktur di Tanah Air dan diperkirakan masih berlangsung hingga Mei 2020.

Dia menegaskan PMI Indonesia yang anjlok pada April tersebut harus diwaspadai karena turun sangat drastis hanya dalam 1 bulan.

"Ini perlu langkah cepat untuk menciptakan bantalan sektor ekonomi dan keuangan," katanya dalam rapat secara live streaming bersama Banggar DPR RI, Senin (4/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper