Bisnis.com, JAKARTA — Leads Property mencatat pasokan pasar kondominium di Jakarta selama kuartal I/2020 mencapai 885 unit. Secara akumulatif, angka itu meningkatkan pasokan sebesar 0,4 persen secara kuartalan menjadi 254.662 unit.
Senior Director Leads Property Darsono Tan mengatakan bahwa tambahan pasokan ini berasal dari tiga proyek. Distribusi pasokan terbesar berasal di Jakarta Utara dengan proyek Norrington Suites 286 unit dan Alonia Kemayoran 209 unit, kemudian The Premier MTH di Jakarta Selatan 390 unit.
"Jakarta Selatan dan Jakarta Barat masih menampung paling banyak proporsi keseluruhan kondominium di Jakarta," kata Darsono, Minggu (3/5/2020).
Dari sisi permintaan, Darsono mengatakan bahwa selama kuartal pertama ini masih cenderung melambat meskipun tumbuh 0,04 persen, sedangkan secara kumulatif, tingkat keseluruhan permintaan mencapai 211.591 unit.
"Melemahnya permintaan selama kuartal ini disebabkan oleh sentimen pembeli bahwa harga dianggap tinggi untuk investasi mengingat sektor ini masih digerakkan oleh investor. Pertumbuhan ekonomi yang tertekan juga turut berdampak pada transaksi," ujarnya.
Darsono mengatakan bahwa tingkat penjualan pada kuartal pertama turun 0,3 secara menjadi 83,1 persen karena tidak sebanding dengan pasokan baru. Hanya saja, secara umum tingkat penjualan masih tetap stabil di angka 83,09 persen akibat dari tidak adanya permintaan yang signifikan. Pihaknya mencatat bahwa tren penjualan stabil sejak akhir 2018.
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa harga rata-rata kondominium di Jakarta stagnan selama beberapa tahun terakhir. Namun, pada kuartal pertama sedikit menurun 0,4 persen menjadi Rp25,54 juta per meter persegi.
"Persaingan yang tinggi ditandai dengan banyaknya proyek yang masih ada, [akan tetapi] tidak terjual sehingga telah menahan harga dari kenaikan yang signifikan," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa harga kondominium di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta rata-rata turun 1,4 persen menjadi Rp49,33 juta per meter persegi, sedangkan harga rata-rata di area utama naik 2,4 persen secara kuartalan menjadi Rp34,47 juta per meter persegi.