Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti, terutama pengembang rumah bersubsidi mengharapkan adanya stimulus tambahan yang ditujukan bagi pengusaha properti.
Sekjen DPP Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Ari Tri Priyono mengapresiasi stimulus Rp1,5 triliun yang diberikan pemerintah dan menambah kuota rumah subsidi sebanyak 175.000 unit.
Namun, menurutnya, stimulus tersebut kurang optimal, lantaran kondisi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai penerima subsidi di tengah pandemi Covid-19 saat ini tidak memungkinkan untuk membeli hunian sehingga pemasukan pengembang terhenti.
Untuk pengembang, Ari menyebutkan bahwa ada beberapa stimulus yang bisa diberikan seperti pengurangan pajak, diskon membuka kredit konstruksi, penundaan kredit bank, restrukturisasi kredit para pengembang sampai pembebasan membeli kembali (buyback) dari konsumen.
“Kalau ada stimulus untuk pengusahanya juga, baru kami bisa hidup. Menurut saya, kalau beri stimulus di sisi konsumen, apalagi konsumen baru enggak akan ada pengaruhnya,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (29/4/2020).
Ari mengatakan bahwa dalam kondisi saat ini, pengembang rumah bersubsidi yang marginnya tipis tak bisa bertahan lama-lama.
Baca Juga
“Enggak usah tunggu nanti, sekarang saja sudah pada pingsan, apalagi [pengembang] yang kecil-kecil itu,” katanya.
Pasalnya, meskipun pengembang tetap membangun, banyak urusan yang tak bisa berjalan di tengah wabah corona.
“Kita enggak pada bisa jualan, bank tidak mau akad, giliran banknya mau, notarisnya tidak mau datang karena lagi Covid-19, belum BPN [Badan Pertanahan Nasional]-nya pada tutup atau WFH [work from home], jadi tidak semudah itu,” jelasnya.