Bisnis.com, JAKARTA – Festival belanja daring merek lokal pertama di Indonesia akan diselenggarakan pada 25-27 April 2020, melalui berbagai kanal online yang direncanakan akan diikuti oleh lebih dari 1.000 brand lokal tanah air.
Panitia Hari Belanja Brand Lokal dan juga CMO Lazada Indonesia Achmad Alkatiri menjelaskan Hari Belanja Brand Lokal merupakan inisiatif yang diorganisir oleh dan untuk brand lokal Indonesia sebagai respon gotong-royong atas dampak krisis COVID-19 yang cukup signifikan terhadap bisnis.
“Hingga saat ini, tidak sedikit brand lokal di tanah air mengalami penurunan penjualan hingga 50 persen karena krisis COVID-19 yang sedang terjadi. Ini kemudian memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan bisnis merek lokal yang mayoritas adalah UMKM,” terangnya lewat keterangan Bisnis, Rabu, (8/4).
Alkatiri mengatakan bahwa 3 hari sejak pendaftaran untuk merek lokal dibuka, panitia penyelenggara telah mencatat ada 476 merek lokal yang telah terdaftar, dengan komposisi 68 persen dari kategori fesyen.
“Melalui inisiatif ini, kita ingin mengajak ribuan brand lokal di Indonesia untuk menyatukan suara, pengalaman, ide, inovasi dan promosi pada 25-27 April nanti. Semuanya secara daring. Sudah saatnya brand lokal mengambil perhatian lebih dari masyarakat, karena secara kualitas, desain dan harga, produk lokal kita sudah tidak kalah dari merk global”, ujarnya.
Hari Belanja Brand Lokal merupakan inisiatif bersama merek lokal Indonesia, seperti Brodo, Torch, Ria Miranda Brand, CottonInk, Monomom, Wearstatuquo, Sabine and Heem, dan Motiviga.
Baca Juga
Founder & CEO Brodo Yukka Harlanda mengatakan bahwa saat ini kekuatan dari brand lokal adalah sense of community yang perlu dijaga bersama untuk tetap tangguh merespon situasi.
“Karena kompetisi kita sebenarnya adalah brand luar. Hanya dengan semangat gotong royong lah ini bisa kita lalui bersama sama,” tuturnya.
Senada, Ben Wirawan, Founder & CEO Torch berharap program ini dapat menumbuhkan lebih banyak brand lokal untuk menjadi favorit masyarakat dan mengurangi dominasi produk impor.