Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan pembiayaan properti melalui Gradana, perusahaan rintisan digital yang khusus bergerak di bidang peer to peer lending untuk sektor properti mengalami penurunan.
Penurunan terjadi karena dampak virus corona jenis baru atau Covid=19 yang makin merebak di Indonesia.
Co-founder Gradana Angela Oetama menjelaskan bahwa sejumlah investor juga mulai cenderung menahan atau berpikir ulang dalam partisipasi pembiayaan properti, padahal sebelum 24 Maret, pembiayaan dari sisi investor masih cenderung stabil.
"Namun, setelah ada pemberitaan penangguhan pembayaran atau tidak usah bayar [terkait dengan relaksasi dampak corona dari pemerintah] yang sempat simpang siur, [berujung] ada kekhawatiran dari sisi investor," katanya kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).
Meskipun demikian, Angela optimistis bahwa prospek ke depan masih akan tetap cerah di tengah adanya ketidakpastian ekonomi akibat virus corona ini karena properti merupakan salah satu kebutuhan pokok.
Selain itu, fungsi pembiayaan juga dinilai sangat krusial dan penting sehingga para individu kemungkinan masih akan tertarik untuk mencari alternatif pembiayaan secara daring melalui Gradana.
Baca Juga
Namun, di tengah kondisi saat ini Gradana juga akan selektif dalam menyalurkan pembiayaan mengingat pihaknya juga mempunyai tanggung jawab kepada investor atau lender.
"Maka penilaian untuk calon peminjam harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk memastikan bahwa calon peminjam baru tersebut memang dapat memenuhi kewajiban cicilan setiap bulannya," katanya.
Sebelumnya, Gradana memproyeksikan pada periode April ini akan adanya koreksi pertumbuhan mengingat wabah Covid-19 cenderung membuat orang menunda pengeluaran strategis yang terkait dengan properti termasuk renovasi atau sewa.