Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan pembiayaan properti melalui Gradana, perusahaan rintisan digital yang khusus bergerak di bidang peer to peer lending untuk sektor properti mengalami penurunan.
Penurunan terjadi karena dampak virus corona jenis baru atau Covid-19 yang makin merebak di Indonesia.
"Mulai ada penurunan demand baru. Namun, kami masih tetap memproses pipeline yang sebelumnya masuk," ujar Co-founder Gradana Angela Oetama kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).
Dia menyatakan bahwa dampak corona mulai terasa setelah adanya pengumuman terkait dengan anjuran bekerja dari rumah (work from home/WFH) dan peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 pada 13 Maret lalu.
Meskipun demikian, Angela tidak menjelaskan berapa persen penurunan tersebut. Hanya saja, dia mengaku bahwa secara keseluruhan pertumbuhan pada kuartal pertama sampai dengan pertengahan Maret lalu masih terbilang cukup stabil dan berkinerja baik.
"Secara persentase masih relatif bertumbuh secara small digit dibandingkan dengan Februari," ujarnya.
Baca Juga
Menurut Angela, layanan pembiayaan pada kuartal pertama lalu rata-rata cukup berimbang. Trennya masih didominasi oleh pembiayaan rumah bekas, sewa, dan renovasi.
Adapun, sejak pertengahan Maret, permintaan mulai lebih didominasi oleh individu mengingat segmen UMKM atau perusahaan banyak kegiatan usaha yang terganggu sehingga turut berdampak pada permintaan.
Sejalan dengan kondisi saat ini, Angela menjelaskan bahwa kemungkinan besar pada periode April ini diproyeksikan adanya koreksi mengingat wabah corona cenderung membuat orang menunda pengeluaran strategis yang terkait dengan properti termasuk renovasi atau sewa. "Akan tetapi, kami optimistis situasi akan berangsur normal pada kuartal ketiga."
Sebelumnya, Gradana telah memperluas jangkauannya dengan merambah pasar Surabaya, Jawa Timur. Pengembangan bisnis ke kota tersebut dilakukan karena adanya potensi pasar yang sangat besar, khususnya dari segmen milenial.