Bisnis.com,JAKARTA - Reserve Bank of India (RBI) siap untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk menahan imbal hasil obligasi sebagai upaya membendung dampak wabah virus corona yang mengguncang pasar di seluruh dunia.
Dilansir Bloomberg, Kamis (19/3/2020), menurut seorang sumber, keputusan RBI kemarin untuk membeli 100 miliar rupee atau US$1,4 miliar obligasi pemerintah yang jatuh tempo pada 2025 ditargetkan untuk mempersempit penyebaran utang pemerintah dan obligasi perusahaan. RBI juga dapat mengarah pada segmen commercial paper.
Sandeep Bagla, associate director di Trust Capital Services mengatakan, dengan demikian lebih banyak langkah yang ditujukan untuk utang jangka pendek.
Langkah ini mencerminkan kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga acuan pada tahun lalu tidak menembus sektor keuangan. Perusahaan-perusahaan India memiliki catatan 5,9 triliun rupee utang lokal yang jatuh tempo tahun ini.
Jumlah itu termasuk imbal hasil tambahan yang diminta investor pada obligasi korporasi tertinggi berjangka tiga karena yield utang pemerintah telah melonjak ke level tertinggi pada 109 basis poin.
Imbal hasil obligasi India telah meningkat karena investor asing melepaskan utang rupee setelah bank sentral mengecewakan pasar dengan menahan pemotongan suku bunga tahun ini. Imbal hasil pada obligasi 10 tahun anjlok lebih dari 10 basis poin menjadi 6,22 persen setelah pengumuman operasi pasar terbuka RBI kemarin.
Baca Juga
Imbal hasil obligasi korporasi tinga tahun berperingkat AAA turun menjadi dari 6,92 persen 6,84 persen setelah pengumuman RBI.
"Tindakan RBI ditujukan untuk menjaga agar imbal hasil obligasi pemerintah tetap terkendali, yang pada gilirannya akan menjaga imbal hasil obligasi korporasi tetap lunak," kata Bagla dari Trust Capital.
Dia melanjutkan, jatuhnya harga komoditas global, ekspektasi pelonggaran inflasi dan permintaan keseluruhan yang tenang menandakan bahwa imbal hasil di India harus jauh lebih rendah.
Sumber di atas juga mengatakan RBI tidak akan mengesampingkan pemotongan suku bunga. Keputusan otoritas moneter berikutnya akan diumumkan pada 3 April. Namun tidak tertutup kemungkinan Gubernur RBI Shaktikanta Das mengadakan pertemuan tak terduga sebelum itu. RBI juga akan melanjutkan langkah-langkah untuk menjaga rupee stabil.
Bank sentral dalam beberapa bulan terakhir menggunakan instrumen likuiditas alih-alih penurunan suku bunga untuk menurunkan biaya pinjaman dalam perekonomian. Hal itu mengadopsi campuran kebijakan gaya Federal Reserve dan operasi pembelian kembali jangka panjang yang meningkatkan uang tunai dalam sistem perbankan.