Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangkal Corona, Paket Kebijakan Ekonomi Fokus Jaga Daya Tahan Manufaktur

Pemerintah tengah merumuskan paket kebijakan ekonomi dalam rangka menghadapi tekanan ekonomi global, terutama dengan meluasnya penyebaran virus Corona atau COVID-19.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) saat bersama  Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius (kedua dari kanan), Presiden Komisaris Kalbe Farma Bernadette Ruth Irawati Setiady (kedua dari kiri) PT Kalbe Farma Tbk. usai kunjungan kerja di Pabrik  milik perseroan di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020) /Bisnis - Ipak Ayu
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) saat bersama Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius (kedua dari kanan), Presiden Komisaris Kalbe Farma Bernadette Ruth Irawati Setiady (kedua dari kiri) PT Kalbe Farma Tbk. usai kunjungan kerja di Pabrik milik perseroan di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020) /Bisnis - Ipak Ayu

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan pemerintah fokus memberikan stimulus kebijakan guna menjaga daya tahan manufaktur dalam negeri dalam menghadapi penyebaran virus Corona atau COVID-19.

Hal itu disampaikan Agus usai Rapat Koordinasi Pembahasan tentang Kebijakan Stimulus ke-2 Dampak COVID-19 pada Rabu (11/3/2020) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Agus mengatakan pemerintah tengah merumuskan paket kebijakan ekonomi dalam rangka menghadapi tekanan ekonomi global, terutama dengan meluasnya penyebaran COVID-19 ini. 

“Justru yang kami bahas ini bagaimana kita membantu industri agar punya resiliences atau daya tahan dalam menghadapi perkembangan yang tidak menguntungkan bagi ekonomi dunia,” kata Agus. 

Pemerintah sedang menyiapkan kebijakan fiskal dan nonfiskal terkait dengan relaksasi pajak seperti penangguhan impor bea masuk bahan baku. 

Agus berharap paket kebijakan ekonomi yang baru sudah siap dalam 2 hari ke depan di tingkat rapat terbatas yang akan dikoordinasi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Penyebaran COVID-19 membuat kegiatan ekspor dan impor yang melibatkan China terganggu. Adapun, pasokan bahan baku industri sejumlah negara, termasuk Indonesia, sangat bergantung pada China.

Sepanjang 2019, China menempati posisi pertama dalam pangsa impor nonmigas Indonesia senilai US$44,58 miliar atau 29,95 persen.

Hingga Rabu (11/3), pasien positif terpapar COVID-19 di Indonesia telah menyentuh 34 orang atau bertambah tujuh orang dibandingkan sehari yang lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper