Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai nasional masih berdiskusi lebih lanjut dengan kementerian perhubungan terkait dengan mekanisme insentif yang akan diberikan oleh pemerintah dalam menurunkan tarif tiket pesawat.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan insentif tersebut semestinya memang dapat menurunkan tarif tiket pesawat untuk tujuan 10 destinasi pariwisata di Indonesia. Pemerintah telah mengumumkannya, akan tetapi eksekusi akhir masih perlu dibahas mendetail.
“Detailnya masih didiskusikan dan dibutuhkan supaya jelas kita nurunin tiketnya dasarnya apa,” jelasnya, Rabu (26/2/2020).
Irfan pun menghimbau agar publik sedikit bersabar untuk menunggu realisasinya.
Senada, Presiden Direktur Lion Air Grup Edward Sirait juga mengungkapkan hal senada. “Kami juga masih menunggu eksekusi lebih jauh.”
Pemerintah telah menetapkan adanya pemberian diskon tiket pesawat sebagai salah satu insentif bagi industri penerbangan dan pariwisata atas dampak virus corona.
Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto menjelaskan subsidi harga tiket pesawat dibedakan berdasarkan kategori layanan maskapai. Saat ini, kategori layanan dibedakan menjadi tiga macam.
Maskapai layanan penuh (full service) akan diberi diskon harga tiket hingga 45 persen. Contoh maskapai nasional yang masuk kategori ini antara lain Garuda Indonesia dan Batik Air.
Harga tiket maskapai layanan menengah (medium service) seperti Sriwijaya Air akan dipotong hingga 48 persen.
Adapun, harga tiket maskapai layanan minimal (no frills) atau yang biasa disebut berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) seperti Lion Air dan Citilink Indonesia bakal dipangkas hingga 51 persen.
Namun, insentif penerbangan tersebut hanya berlaku untuk 10 destinasi pariwisata, antara lain Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pandan, dan Tanjung Pinang. Kuota diskon hanya diterapkan pada 25 persen kursi setiap penerbangan.