Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja bisnis logistik nasional diprediksi akan mengalami penurunan hingga 60 persen seiring dengan tertundanya sejumlah penerbangan dari dan ke China untuk mengurangi resiko penyebaran virus Corona.
Konsultan Senior Supply Chain Indonesia (SCI) Zaroni mengatakan banyak bandara hub untuk penerbangan sekaligus pengiriman logistik Indonesia yang berhubungan dengan China, Hong Kong, dan Singapura. Dengan demikian, perusahaan yang berdampak besar utamanya berasal dari pemilik barang, yang melakukan transaksi ekspor impor barang jadi.
“Kalau berapa persen belum ada datanya, tetapi hampir semua penerbangan berkurang drastis. Dugaan saya logistik bisa turun di atas 60 persen,” jelasnya, Rabu (5/2/2020).
Dampak virus korona ini, sambungnya, bisa menyebabkan pertumbuhan industri logistik hingga akhir tahun ini tersendat. Semula SCI memprediksikan mampu tumbuh hingga 9 persen.
Adanya peristiwa wabah virus Corona membuat pihaknya melakukan kajian ulang. Diharapkan ada katalisator yang bisa mengembalikan kinerja sektor logistik.
Selama ini, lanjut dia, pengiriman dari dan China menggunakan pesawat penumpang dan sewa. Hanya perusahaan seperti Fedex yang secara reguler memanfaatkan pesawat sendiri, sedangkan perusahaan logistik lainnya masih melakukan sewa sesuai kebutuhan kargo.
Baca Juga
Menurutnya, penundaan penerbangan, membuat pengiriman menggunakan pesawat tidak lagi bisa dilakukan. Alhasil, pengggunaan moda lain seperti kapal laut menjadi alternatif.
Zaroni menuturkan, kasus Corona ini bisa menjadi pembelajaran bagi pelaku untuk meningkatkan kesadaran adanya resiko rantai pasok. Pelaku perlu menyiapkan strategi pemulihan, salah satunya memiliki alternatif vendor.